Terkini Daerah
Permintaan Aneh Zidan, Mahasiwa UI yang Dibunuh Senior, sang Ibunda Yakini sebagai Firasat Pamitan
Ternyata sebelum dibunuh, mahasiswa UI sempat memaksa ibunya melakukan satu hal yang tak biasa ia lakukan.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Saya nggak bisa tidur mikir Zidan kenapa-kenapa," cerita Arif.
Hingga akhirnya salah satu kerabat korban mengunjungi kos Zidan.
Berkali-kali mengetuk pintu kamar kos, namun Zidan tak kunjung merespons.
Kerabat korban lalu meminta penjaga kos agar membuka kamar Zidan.
Penjaga indekos dan kerabat korban lantas menemukan jenazah Zidan yang terbungkus plastik hitam di kolong tempat tidur.
Penemuan jenazah Zidan di kolong tempat tidur itu akhirnya juga menjadi tiitk awal ditangkapnya AAB seniornya di kampus yang ternyata tega menghabisi sesama mahasiswa.
Ibu Zidan bercerita bagaimana anaknya menunjukkan gelagat aneh sebelum dibunuh.
Sesaat sebelum tewas, Zidan rupanya sempat bertemu dengan sang ibunda.
Namun dalam pertemuan tersebut, Zidan tampak menunjukkan kelakuan yang aneh.
Sang ibunda sendiri yang mengungkap sikap tak biasa Zidan kala itu.
Sewaktu di bandara, sang anak sempat memaksa untuk foto bareng.
Padahal selama ini Zidan paling susah difoto.
"Kemarin waktu di bandara Zidan memaksa foto bareng. Padahal selama ini Zidan paling susah diajak foto," ungkapnya.
Permintaan terakhir Zidan itu menjadi penyesalan bagi sang ibunda karena tak menyadarinya sebagai tanda pertemuan terakhir.
Pamitan terakhir Zidan, mahasiswa UI yang tewas dibunuh seniornya, masih tergambar jelas dalam ingatan sang ibunda.
Sumber: Tribun Jatim
| Kemenag Buka Suara Seusai Aksi Pengeroyokan di Masjid Agung Sibolga yang Tewaskan Pemuda 21 Tahun |
|
|---|
| SPPG di Bandung Kecolongan Dana Rp1 Miliar Akibat Penipuan Daring, 53 Pekerja Terpaksa Dirumahkan |
|
|---|
| 3 Fakta Penikaman Mertua dan Menantu di Gowa, Setel Musik Volume Keras Jadi Awal Mula Tragedi |
|
|---|
| Setelah Viral Polemik Bangun Lift di Nusa Penida, Kini Warlok Sebut Pernah Banjir Bandang di Sana |
|
|---|
| 135 Tahun Museum Radya Pustaka: Menjaga Nafas Sejarah dengan Ruang Belajar Ramah Anak |
|
|---|