Breaking News:

Terkini Daerah

135 Tahun Museum Radya Pustaka: Menjaga Nafas Sejarah dengan Ruang Belajar Ramah Anak

Museum Radya Pustaka berulang tahun ke-135 tahun dan merayakannya dengan mengadakan rangkaian kegiatan workshop yang ramah anak.

Penulis: Magang TribunWow
Editor: Yonatan Krisna
TribunWow/Afifah Alfina
PAMERAN MUSEUM - Pameran Rajamala dalam rangka hari jadi Museum Radya Pustaka ke-135 tahun, Sabtu (1/11/2025). 

TRIBUNWOW.COM - Berdiri sejak 1890, Museum Radya Pustaka kini masih bertahan di tengah disrupsi digital.

Usianya di tahun ini mencapai 135 tahun, praktis menjadikannya museum tertua di Indonesia. 

Tak seperti hari kunjung biasanya, Sabtu (1/11/2025) museum yang terletak di Jl. Slamet Riyadi No.275, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah itu lebih ramai dari biasanya. 

Riuhnya pengunjung ini didominasi anak-anak dan remaja yang datang tidak sekadar menikmati koleksi museum, namun juga berpartisipasi di rangkaian Pameran Rajamala.

Pameran ini sengaja dihadirkan guna memeringati hari jadi museum yang ke-135 tahun.

Adapun rangkaian acara berlangsung dari tanggal 28 Oktober 2025 sampai 2 November 2025.

Dalam rentang hari tersebut pihak museum menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari pagelaran tari, instalasi seni, workshop kaligrafi aksara Jawa, sampai workshop pembuatan boneka bisa diikuti masyarakat.

Pada dasarnya, setiap tahun pihak museum mengusung tema berbeda untuk merayakan hari jadi museum.

Staf Teknis Museum Radya Pustaka Bangkit Supriyadi (37) menyebut tema hari jadi tahun ini mengusung soal Rajamala.

“Rajamala itu salah satu masterpiece koleksi kita yang kebetulan menjadi ikon Kota Surakarta juga,” ungkap Bangkit Supriyadi, Sabtu (1/11/2025), saat diwawancarai tim Tribun Wow.

Bangkit turut menyebut latar belakang pengusungan tema ini karena minimnya pengetahuan soal Rajamala di kalangan masyarakat, padahal Rajamala sering hadir di sudut-sudut Kota Surakarta.

Lebih lanjut dirinya mengisahkan singkat soal Rajamala.

Menurut penuturannya, Rajamala merupakan tokoh mitologis dalam pewayangan Jawa yang disimbolkan oleh manusia setengah raksasa.

Rajamala memiliki filosofi mendalam hingga akhirnya menjadi ikon Kota Surakarta, satu di antaranya soal Rajamala yang menggambarkan tolak bala.

Menurut sejarah, nilai filosofi yang mendalam menjadikan sosok Rajamala juga dijadikan ukiran kayu dan diletakkan di bagian depan kapal Keraton Surakarta guna menghindarkan dari hal-hal negatif. 

Halaman 1/3
Tags:
MuseumSurakartaSoloJawa Tengah
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved