Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Yakin Konflik akan Mereda di Musim Dingin, AS Tak Berniat Desak Ukraina Segera Berdamai dengan Rusia

Pemerintah AS menyatakan tak memiliki niat untuk mendesak Ukraina agar segera berdamai dengan Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Maxime Popov/AFP
Seorang tentara memegang senapan mesin saat berpatroli di pangkalan militer utara Rusia di pulau Kotelny, di luar lingkaran Artic, 3 April 2019. 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan tak memiliki niat untuk mendesak Ukraina agar segera berdamai dengan Rusia.

AS menyatakan tugasnya adalah memastikan posisi Ukraina kuat sebelum melakukan negosiasi dengan Rusia.

Dikutip TribunWow dari Tass, informasi ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan AS Bidang Kebijakan, Colin Kahl.

Baca juga: Pemerintahan Biden Disebut Diam-diam Minta Bank di AS Tetap Jalin Hubungan Ekonomi dengan Rusia

"Posisi kami bukan untuk mendorong Ukraina ke dalam pembicaraan sebelum mereka siap," tegas Kahl.

Kahl menjelaskan, di musim dingin nanti, konflik antara Rusia dan Ukraina diyakini intensitasnya akan menurun.

Kahl berpendapat, buruknya cuaca saat musim dingin akan mempersulit kedua belah pihak untuk melakukan serangan berskala besar.

Soal kemungkinan munculnya kesempatan diplomasi saat musim dingin, Kahl menyerahkan keputusan akhir kepada Rusia dan Ukraina.

Saat ini Ukraina dikabarkan telah bersedia untuk membuka peluang negosiasi damai dengan Rusia.

Dilansir TribunWow.com, untuk dapat melaksanakan perundingan damai, Ukraina menetapkan sejumlah prakondisi.

Antara lain terkait kedaulatan wilayah hingga jaminan keamanan nasional dari pihak Rusia.

Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (8/11/2022), prasyarat utama Kyiv dalam negosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri perang adalah kembalinya semua tanah Ukraina yang direbut.

Oleksiy Danilov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan bahwa pihak Ukraina juga membutuhkan jaminan pertahanan udara modern, pesawat, tank, dan rudal jarak jauh.

"Syarat utama Presiden Ukraina adalah pemulihan integritas teritorial Ukraina," cuit Danilov, Selasa (8/11/2022).

"Jaminan (berupa) pertahanan udara modern, pesawat terbang, tank, dan rudal jarak jauh. Strategi, langkah proaktif. Rudal Rusia harus dihancurkan sebelum diluncurkan di udara, di darat dan di laut," tandasnya.

Pernyataan Danilov muncul setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato malamnya pada hari Senin, bahwa ia terbuka untuk negosiasi tulus dengan Rusia yang akan memulihkan perbatasan Ukraina.

Dia juga menyerukan kompensasi setelah serangan Rusia yang menghancurkan, dan menuntut mereka yang bertanggung jawab atas dugaan kejahatan perang.

Kondisi ibu kota Ukraina, Kyiv setelah dihantam puluhan rudal Rusia pada Senin (10/10/2022) pagi.
Kondisi ibu kota Ukraina, Kyiv setelah dihantam puluhan rudal Rusia pada Senin (10/10/2022) pagi. (YouTube Al Jazeera English)

Baca juga: Ungkap Prioritas Ukraina, Ajudan Zelensky Ungkap Alasan Ogah Negosiasi dengan Rusia

Adapun wacana tentang penyelesaian konflik lewat negosiasi telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, setelah surat kabar Washington Post melaporkan bahwa Amerika Serikat secara pribadi telah mendorong pejabat Ukraina untuk memberi sinyal keterbukaan untuk berbicara dengan Rusia.

Pejabat AS dilaporkan ingin Ukraina mengambil peluang untuk negosiasi, di tengah kekhawatiran Kyiv akan segera kehilangan dukungan internasional jika tetap tegas menentang peluang diskusi.

Sebelumnya, setelah Rusia mengumumkan pencaplokan empat wilayah yang sebagian diduduki Ukraina pada akhir September, Zelensky mengatakan Kyiv tidak akan mengadakan pembicaraan dengan Moskow selama Presiden Rusia Vladimir Putin tetap berkuasa.

Sejumlah tokoh pemerintah telah menyatakan kembali posisi ini dalam beberapa hari terakhir, dengan mengatakan bahwa Kyiv akan bersedia untuk bernegosiasi dengan penerus Putin.

Pada hari Senin, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow terbuka untuk pembicaraan tetapi Kyiv menolaknya.

Di sisi lain, pejabat Rusia telah berulang kali mengatakan mereka tidak akan bernegosiasi atas wilayah yang mereka klaim telah dicaplok dari Ukraina.

Selain Korea Utara yang merupakan sekutu Rusia, tidak ada negara yang mengakui aneksasi terbaru ke empat wilayah Ukraina.

Sebagian besar dunia juga menolak untuk mengakui Krimea, yang dianeksasi pada tahun 2014, sebagai tanah Rusia.

Baca juga: Ukraina Sebut Rusia Sempat Tawarkan Negosiasi Damai seusai Zelensky Lakukan Serangan Balik

5 Syarat Wajib untuk Perdamaian di Ukraina

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat pula membahas kemungkinan negaranya berdamai dengan Rusia.

Zelensky menyebut ada lima syarat untuk solusi damai antara Ukraina dan Rusia.

Dikutip TribunWow dari bbc, solusi ini disampaikan oleh Zelensky saat memberikan pidato di Majelis Umum Tahunan PBB, Kamis (22/9/2022).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky resmi menandatangani pendaftaraan keanggotaan ke NATO setelah Rusia melakukan pencaplokan terhadap 4 provinsi Ukraina, Jumat (30/9/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky resmi menandatangani pendaftaraan keanggotaan ke NATO setelah Rusia melakukan pencaplokan terhadap 4 provinsi Ukraina, Jumat (30/9/2022). (YouTube Office of the President of Ukraine)

Baca juga: Rusia Disebut Takut Kalah, Penasihat Zelensky Soroti Siasat Putin Manipulasi Wilayah Ukraina

Zelensky menegaskan lima syarat ini adalah hal wajib yang tidak bisa dinegosiasikan lagi.

Lima syarat tersebut adalah:

1. Hukuman untuk agresor/penyerang (Rusia)

2. Perlindungan kehidupan

3. Pemulihan keamanan dan integritas teritorial

4. Jaminan keamanan

5. Kebulatan tekad

Terkait hukuman untuk penyerang, Zelensky mengusulkan digelar pengadilan khusus untuk menghukum Rusia atas invasi ke Ukraina.

Menurut Zelensky hukuman ini sebagai tanda bahwa Rusia menghargai perdamaian.

"Kami telah menyiapkan langkah-langkah yang tepat untuk menggelar pengadilan tersebut," kata Zelensky.

Selanjutnya soal kebulatan tekad, Zelensky mengatakan tanpa adanya kebulatan tekad, empat syarat yang lain tidak akan berjalan.

Terkait netralitas, Zelensky menyebut hal tersebut tidak masuk dalam formulanya.

Seperti yang diketahui, Rusia dalam negosiasi damai meminta Ukraina netral tidak bergabung dengan blok manapun termasuk NATO.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaUkrainaAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved