Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
4 Fakta Pegawai Komdigi Bekingi Judi Online, Raup Rp 8,5 Miliar Sebulan, Ruko Jadi Kantor Satelit
Publik tak menyangka, aparatur negara yang seharusnya memberantas situs judi online, justru menjadi bekingan situs-situs tersebut.
Editor: Lailatun Niqmah
Para pejabat dan pegawai Komdigi itu, kata Ade, diberi kewenangan memblokir situs judol.
Namun, praktiknya, mereka justru memanfaatkan kewenangan ini untuk meraup untung.
Bahkan, mereka menyewa satu ruko sebagai kantor satelit membina situs judol agar tak diblokir.
"Mereka ini dikasih kewenangan sebenarnya untuk melakukan atau mengecek web-web judi online, kemudian mereka diberi kewenangan penuh untuk memblokir," kata Ade saat dikonfirmasi, Jumat.
"Namun, mereka melakukan penyalahgunaan juga. Kalau mereka (pelaku) sudah kenal sama mereka (pengelola situs judol), mereka tidak blokir dan mereka (pelaku) menyewa, mencari lokasi sendiri sebagai kantor satelit," kata dia.
Menurut Ade, ada kemungkinan jumlah tersangka bertambah.
"Masih ada yang DPO (masuk daftar pencarian orang)," kata Ade Ary. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim dengan judul Fakta Baru Kasus Judi Online Komdigi: Polisi sudah Tangkap 16 Tersangka, Terdiri dari ASN dan Sipil
Sumber: Tribun Jakarta
Pengakuan Budi Arie saat Awal Menjabat Menkominfo Dapat Tawaran untuk 'Berdamai' dengan Judi Online |
![]() |
---|
Istri Terdakwa Kasus Judi Online Ikut Disidang, dari Rumah Kontrakan Menjadi Bergelimang Uang Haram |
![]() |
---|
Belum Ada 1 Tahun, Terdakwa Judol Bisa Kantongi Rp 4 Miliar yang Dibayar tiap Dua Pekan Sekali |
![]() |
---|
Awal Mula Budi Arie Ikut Disebut di Kasus Judi Online hingga Diperkirakan Dapat 50 Persen Keuntungan |
![]() |
---|
Budi Arie Bantah Stafsusnya di Kominfo Dulu Ada yang Terlibat Kasus Bekingan Situs Judi Online |
![]() |
---|