Terkini Nasional
Inovasi SPMT Terbukti Tokcer, Masyarakat Tak Lagi Cemas Banjir Rob Musiman di Semarang
Transformasi SPMT Branch Tanjung Emas terbukti efektif dalam menangani banjir rob langganan yang dahulu sering dirasakan masyarakat pesisir Semarang.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Di mana, keenam pilar itu saling terkait satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan.
Terkhusus untuk ikhtiar jaga dan rawat lingkungan di area dermaga serta meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, satu di antara transformasi yang dilakukan dengan melakukan pembaruan infrastruktur vital dengan menyesuaikan teknologi terkini.
Seperti halnya memasang sistem flip barrier otomatic yang terpasang di area-area sebelum masuk dermaga Tanjung Emas.
Di mana, hanya pengguna jasa yang memiliki Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang dapat melakukan tap barcode pada flip barrier otomatic.
Langkah itu dilakukan guna mensterilkan area dermaga dari orang-orang yang tidak berkepentingan yang bisa menganggu jalannya aktivitas.
Bahkan bisa saja melakukan perusakan lingkungan laut dengan membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya.
"Pertama, Infrastruktrur, itu kan dulunya masih pakai manual jadi nunjukkin SPMK sebelum adanya tranformasi. Ketika transformasi, kita pakainya barcode untuk flip barrier otomatic. Itu bisa dibuka oleh pengguna jasa sesudah mengantongi job slip atau SPMK, di setiap dermaga ada."
"Sopirnya tinggal menempelkan saja ke tap, flip barrier bakal buka dengan sendirinya. Tujuannya untuk mensterilkan area dermaga dari orang-orang yang tidak berkepentingan," jelas Joko Sasmito kepada TribunWow.com, Selasa (14/5/2024).
Selain itu, untuk lebih memastikan standar keamanan diberlakukan oleh semua pihak berkepentingan, SPMT juga turut melakukan perjanjian kerjasama dengan para pengguna jasa.
Perjanjian itu berupa persetujuan mengenai aturan bersama wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) saat berada di lingkungan kerja area pelabuhan.
Guna mengantispasi bahaya yang bisa kapan terjadi yang bisa mengakibatkan korban jiwa atau kecelakaan parah.
"Kami di komersial juga membuat perjanjian kerjasama dengan pengguna jasa, itu sudah mencakup klausul HSSE juga, orang-orang yang bekerja masuk di pelabuhan harus memahami resikonya, memakai APD helm rompi dan yang bertanggung jawab disitu pengguna jasa tersebut. Bila ada insiden atau accident karena tidak mematuhi perlengkapan safety bukan tanggung jawab dari Pelindo," ungkap Joko.
Lebih lanjut, dalam ikhtiarnya menjaga lingkungan demi keamanan dan kenyamanan baik internal maupun eksternal (masyaraka-red), SPMT Tanjung Emas juga melakukan terobosan-terobosan dengan memanfaatkan teknologi terkini untuk melakukan pengawasan seluruh area pelabuhan.
Pengawasan melalui Closed Circuit Television (CCTV) yang di pasang di semua objek vital dermaga yang dipantau dalam satu ruangan yakni Planing and Control (PnC).
Kegiatan itu berada di bawah kontrol sub holding traffic management.