Terkini Daerah
29 Santriwati Dicabuli Pimpinan Ponpes, Para Korban Kabur dari Jendela hingga Terisak Cerita Hal Ini
Sebanyak 29 santriwati diduga mendapat perlakuan tak senonoh dari pimpinan pondok pesantresn di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Editor: Via
Kejadian pertama kali dialami pada Mei 2023. Saat itu pimpinan ponpes, yang dipanggil Abah, masuk ke dalam kamarnya.
Abah memanggilnya dengan alasan ingin memperlihatkan jam tangan.
"Saya lihat jam tangan kemudian Abah tiba-tiba ikuti dari belakang dan hendak masuk ke dalam kamar. Saya kaget dan langsung menutup pintu namun Abah paksa saya untuk buka pintu dan masuk ke dalam kamar asrama. Lalu Abah menutup pintu hingga saya terjatuh," kisah FA.
Ia tidak mampu lagi menahan tangis, air matanya jatuh begitu saja.
Saat masuk ke dalam kamar, Abah mengancam dan mendekati FA.
Terduga pelaku lalu memeluknya.
FA memohon agar Abah tidak melakukan perbuatan tidak senonoh kepadanya.
Karena dikuasai hawa nafsu, terduga tidak menggubris perkataan FA.
Terduga membekap mulutnya.
Baca juga: Kronologi Ustaz di Lombok Lecehkan Santriwati di Asrama, Pergoki Korban Bawa Ponsel hingga Merokok
"Saya mohon kepada Abah jangan ginikan. Masa depan saya masih panjang. Tapi si Abah tidak mau mendengarkan ucapan saya berkali-kali saya berteriak minta tolong sama teman-teman," ucap FA.
"Abah sempat memegang mulut saya, sambil berkata diam kamu. Namun dirinya terus berteriak dan membentak, lalu abah langsung keluar" katanya.
Pada malam hari Ia menceritakan hal tersebut kepada ustazah.
"Saya tidak mau lagi kembali ke pondok itu, takut," sambil terisak FA mengatakan ingin pindah sekolah.
"Saya dilecehkan, alasan Abah obati dengan ruqyah," kata FA.
Pada malam hari, ia menceritakan hal tersebut kepada ustadzah.
Atas peristiwa tersebut, ia mengalami sakit dan Abah berpura-pura mengobatinya dengan dalih melakukan ruqyah.
"Abah pura-pura obati kaki saya. Abah pegang kaki saya dan tangan terus naik meraba tubuh ke atas. Saya berteriak," ucap FA.
Keesokan harinya, terduga pelaku kembali masuk ke dalam kamar asrama dan mencoba memeluknya. Ia berteriak lagi.
Namun temannya mengira ia kesurupan.
"Saya dikira kesurupan dan bercanda sama teman-teman," sebutnya.
Setelah itu, ia dan teman-temannya kabur dari ponpes lewat jendela.
Ancaman dari Abah sempat dilontarkan ingin memukul.
"Saya tidak mau lagi kembali ke pondok. Saya takut di sana," Ia mengulang lagi kata yang sama.
Ia kembali mengingat kejadian pilu tiap kali berada di Pondok.
FA sudah tidak kuat lagi. Ia ingin bersekolah di tempat lain.
Tak disangka, apa yang dialami FA ternyata dialami pula oleh temannya yang lain.
Bahkan ada yang dipegang payudara hingga ditindih oleh pimpinan pondok tersebut.
Hingga kemudian mereka sepakat untuk kabur dari pondok bersama.
Sebelumnya, pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, diduga mencabuli 29 santriwati.
Mereka sempat kabur dari ponpes lewat jendela dan berlari ke rumah salah satu guru yang berlokasi di belakang pondok.
Saat ini terduga KH (36) selaku pimpinan pondok sudah diamankan di Polres Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ustazah Tolong 29 Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes: Saya Dikira Menghasut" dan "Tangis Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Sumbawa: Saya Dilecehkan Motif Pengobatan Ruqyah"
Ajak Masyarakat Desa di Klaten Sadar Lingkungan, Mahasiswa KKN Unisri Buat Plangkat & Pojok Tanam |
![]() |
---|
Tingkatkan Kesadaran Kebangsaan Warga, Mahasiswa KKN 68 UNISRI Gelar HUT ke-80 RI di Desa Manjung |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN 68 UNISRI Tata Kelola Perpustakaan SD 2 Manjung demi Tingkatkan Minat Baca Siswa |
![]() |
---|
Tingkatkan Rasa Percaya Diri, Mahasiswa KKN UNISRI Gelar Sosialisasi Public Speaking untuk Siswa SD |
![]() |
---|
Modal HP Pribadi, Mahasiswa KKN Unisri Bantu Promosikan Wisata di Desa Manjung |
![]() |
---|