Konflik Rusia Vs Ukraina
Berbagi 1 Toilet dengan Ribuan Orang, Pengungsi Ukraina Ungkap Mengerikannya Kamp Penyaringan Rusia
Pasangan suami istri yang melarikan diri dari Mariupol, Ukraina menuturkan rasanya berada di kamp penyaringan/ filtrasi Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Sehingga diasumsikan para pengungsi tersebut banyak berasal dari kalangan anak-anak dan wanita yang memang diprioritaskan untuk berlindung.
Menurut Boychenko, militer Ukraina telah ditarik dari daerah itu untuk menghindari situasi yang menempatkan warga sipil dalam bahaya.
Melalui postingan Telegram, Boychenko menyebut warga Mariupol yang ditangkap dibawa ke kamp penyaringan, di mana penjaga memeriksa ponsel dan dokumen warga.
"Setelah pemeriksaan, beberapa warga Mariupol dialihkan ke kota-kota terpencil di Rusia, nasib yang lain masih belum diketahui," tulis Boychenko.
"Apa yang dilakukan penjajah hari ini sudah tidak asing lagi bagi generasi tua, yang melihat peristiwa mengerikan Perang Dunia II, ketika Nazi menangkap orang secara paksa."
"Sulit membayangkan bahwa di abad ke-21 orang akan dideportasi secara paksa ke negara lain."
Dikutip dari kanal Ukrinform, Senin (21/3/2022), Boychenko juga sempat mengungapkan kegeramannya.
"Pasukan Rusia tidak hanya menghancurkan Mariupol kita yang damai, mereka bahkan telah melangkah lebih jauh dan mulai mengusir penduduk Mariupol," seru Boychenko.
"Semua kejahatan perang oleh Rusia harus mendapatkan hukuman yang paling berat," pungkasnya.
Anak-anak dan Wanita Dibawa Tentara Rusia
Pihak berwenang di kota Mariupol, Ukraina, mengatakan bahwa pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin telah secara paksa memindahkan beberapa ribu penduduknya ke Rusia.
Beberapa di antara warga Ukraina tersebut bahkan terdiri dari ibu dan anak-anak.
Kabar ini muncul bersamaan dengan laporan bahwa pasukan Rusia mengebom sebuah sekolah seni tempat 400 orang berlindung.
Dilansir TribunWow.com dari kanal berita The Guardian, Minggu (20/3/2022), hal ini dikabarkan dewan kota Mariupol melalui pernyataan resmi lewat Telegram.
Pemindahan penduduk Mariupol itu dilakukan selama pekan terakhir ketika serangan Rusia semakin meningkat.
"Selama seminggu terakhir, beberapa ribu penduduk Mariupol dideportasi ke wilayah Rusia," kata dewan kota pada Sabtu, (19/3/2022) malam.
Penduduk yang dibawa paksa kebanyakan berasal dari distrik Livoberezhni.
Tentara Rusia memaksa para pengungsi yang berlindung di gedung klub olahraga untuk pergi bersama mereka.
Para pengungsi itu diketahui mayoritas terdiri dari anak-anak dan para wanita yang jumlahnya lebih dari seribu orang.
"Para penjajah secara ilegal mengambil orang-orang dari distrik Livoberezhniy dan dari tempat penampungan di gedung klub olahraga, di mana lebih dari seribu orang bersembunyi dari pengeboman terus-menerus," tulis dewan Kota Mariupol.
Klaim tersebut belum dapat diverifikasi secara independen, tetapi pernyataan dewan kota tersebut bukan satu-satunya.
Sebelum ini terdapat beberapa laporan serupa tentang penduduk Mariupol yang dibawa ke Rusia.(TribunWow.com)