Konflik Rusia Vs Ukraina
Berbagi 1 Toilet dengan Ribuan Orang, Pengungsi Ukraina Ungkap Mengerikannya Kamp Penyaringan Rusia
Pasangan suami istri yang melarikan diri dari Mariupol, Ukraina menuturkan rasanya berada di kamp penyaringan/ filtrasi Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Baunya sangat mengerikan."
Sabun dan desinfektan habis di hari kedua mereka disana, disusul tissue toilet dan pembalut.
Para pengungsi akan diinterogasi, disita ponselnya dan jika dianggap mencurigakan, akan dibawa pergi dengan risiko dibunuh.
Setelah diinterogasi, Olena dan Oleksandr diberitahu bahwa mereka memiliki izin untuk pergi dengan bus evakuasi ke-148.
Namun seminggu kemudian, hanya 20 bus yang meninggalkan fasilitas tersebut.
Sebaliknya, ada banyak bus yang diatur untuk pergi ke wilayah Rusia.
Pihak berwenang bahkan mencoba memaksa pasangan itu masuk ke sebuah kereta menuju ke timur.
Pada akhirnya Olena dan Oleksandr merasa terdorong untuk mencari bantuan dari mereka yang diam-diam menawarkan transportasi keluar.
"Kami tidak punya pilihan, dideportasi secara paksa ke Rusia atau mengambil risiko dengan pengemudi pribadi ini," kata Olena.
Ini adalah dilema yang diakui wali kota Mariupol, Vadym Boychenko.
"Banyak bus warga sipil pergi ke wilayah Rusia daripada Ukraina," katanya kepada BBC, melalui telepon.
"Sejak awal perang, (Rusia) tidak mengizinkan cara apa pun untuk mengevakuasi warga sipil. Ini adalah perintah militer langsung untuk membunuh warga sipil," klaimnya.
Sopir Oleksandr dan Olena berhasil membawa mereka dari kamp penyaringan mereka ke kota Berdyansk yang diduduki Rusia .
"Melalui ladang, jalan tanah, jalur sempit di belakang semua pos pemeriksaan", kata Olena, karena mereka tidak memiliki dokumen yang layak untuk dapat lolos dari inspeksi Rusia.
Mereka kemudian menghabiskan tiga hari mencari rute keluar sebelum menemukan pengemudi lain yang bersedia mempertaruhkan segalanya untuk membawa mereka ke wilayah yang dikuasai Ukraina.