Breaking News:

Terkini Internasional

Merasa Tak Diperhatikan, Seorang Suami yang Mengklaim Sakit Covid-19 Tembak Istrinya hingga Tewas

Seorang suami yang mengklaim menderita Covid-19, menembak mati istrinya karena merasa tak diperhatikan dan didakwa dimasukkan ke rumah sakit jiwa

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
SUFFOLK CONSTABULARY
Peter Hartshorne-Jones, seorang suami yang mengklaim menderita Covid-19, menembak mati istrinya karena merasa tak diperhatikan dan didakwa dimasukkan ke rumah sakit jiwa 

Hakim mengatakan Hartshorne-Jones tampak tenang saat dia ditangkap, sementara anak-anaknya ‘jelas tertekan’.

Pengadilan menyatakan bahwa terdakwa telah melakukan kontak dengan berbagai penyedia perawatan penyakit mental, yakni sebanyak 26 kali dalam 42 hari, antara 16 Maret dan 27 April.

Dalam pesan suara kepada ayah istrinya pada 29 Maret, Hartshorne-Jones yang mengaku sakit Covid-19, mengatakan dia cemas dan itu “membuat Silke gila.”

“Dia pikir saya melebih-lebihkan dan hanya mengalami infeksi dada, tetapi saya tidak pernah merasa begitu tidak sehat,” kata Hartshorne-Jones, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh hakim.

Baca juga: Diminta Pakai Masker, Pelanggan Justru Tembak Mati Seorang Kasir, Ini Kronologinya

Baca juga: Anggota Parlemen Inggris David Amess Tewas Ditikam Terduga Teroris, Boris Johnson Ikut Melayat

Dalam pesan lain, terdakwa mengatakan ada “tisu di mana-mana”, dan dia “perlu berada di suatu tempat di mana saya berada di lingkungan yang bersih dan steril”.

Hakim mengatakan, terdakwa yang ditemukan memiliki kelainan fungsi mental, tidak mengungkapkan riwayat kesehatan psikisnya untuk mendapat izin memegang senjata api.

“Anda mengira istri Anda, korban penembakan fatal ini, tidak cukup memperhatikan Anda dan kebutuhan Anda,” kata hakim.

Dia mengatakan Hartshorne-Jones telah menderita “penyakit mental depresi selama satu dekade, mungkin lebih”.

Hakim Levett menghukum terdakwa dengan perintah hibrida di bawah Undang-Undang Kesehatan Mental, seumur hidup dengan jangka waktu minimal delapan tahun.

“Tidak mungkin untuk memperkirakan secara pasti kapan Anda akan berhenti menjadi bahaya,” kata hakim kepada terdakwa.

Hartshorne-Jones akan ditahan di rumah sakit kesehatan mental, tetapi dapat dipindahkan ke penjara untuk menjalani sisa hukumannya, jika dia cukup sehat.

Hakim menggambarkan sosok istri terdakwa, Silke, sebagai ‘wanita yang cerdas dan banyak akal’, yang ‘memiliki setiap prospek untuk melanjutkan karirnya seandainya hidupnya tidak diakhiri dengan kejam oleh suaminya’.

Silke adalah warga negara Jerman yang kemudian pindah ke London pada 2007.

Dia menikah dengn Hartshorne-Jones pada 2010.

Hakim mengatakan penembakan yang dilakukan terhadap Silke adalah 'kasus yang tragis'. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Inggris lain

Tags:
Covid-19Virus CoronaLiga InggrisTembak
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved