Virus Corona
Polemik Asal-usul Virus Corona, Ini Alasan China Desak WHO Selidiki Laboraturium Amerika Serikat
Polemik asal-usul munculnya Virus Corona masih menjadi misteri bagi banyak pihak.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Polemik asal-usul munculnya Virus Corona masih menjadi misteri bagi banyak pihak.
Setelah laboraturium di Wuhan, China mendapat pemeriksaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kini China meminta WHO menyelidiki laboraturium Amerika Serikat (AS).
Perwakilan China di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, Chen Xu, meminta WHO melakukan penyelidikan untuk dua laboratorium di AS sebagai bagian dari studi tentang asal-usul virus penyebab Covid-19.
Baca juga: Akses Data Rahasia Lab Wuhan, Intelijen AS Pelajari Asal-usul Penyebab Wabah Covid-19
Baca juga: Jangan Isoman jika Punya Komorbid, Ini Kondisi Kesehatan Berisiko Tinggi Alami Keparahan Covid-19
Mengutip dari China Daily, Chen mengirim sebuah surat kepada Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa (24/8/2021).
Dalam suratnya, dia juga sekaligus menegaskan bahwa Virus Corona tidak mungkin disebabkan oleh kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan.
Laboraturium yang diminta untuk diselidiki adalah Fort Detrick, yang merupakan tempat Institut Penelitian Penyakit Menular Medis Angkatan Darat Amerika Serikat (USAMRIID).
Disebutkan bahwa di sana merupakan pusat kegiatan bio-militer AS dan terkenal karena praktiknya yang ilegal, tidak transparan.
Menurutnya ada banyak kekhawatiran yang telah lama dikemukakan oleh komunitas internasional atas kegiatan AS di Fort Detrick, khususnya tentang USAMRIID, dan hubungannya dengan Covid-19.
Ada lima poin yang menjadi alasan China meminta WHO menyelidiki asal-usul Covid-19 di sana.
Baca juga: Ini Alasan Kenapa Makanan Antiinflmasi Penting Dikonsumsi saat Isolasi Mandiri Covid-19
Satu di antaranya berkaitan dengan ditemukannya penyakit mirip gejala Covid-19 sebelum virus tersebut mewabah dan ditetapkan sebagai pandemi.
Hal itu terjadi di tahun 2019 sesaat setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menutup lab tersebut.
"Pada Juli 2019, 54 orang di Greenspring, Virginia menunjukkan gejala pernapasan termasuk batuk dan pneumonia," tulisnya dalam surat tersebut.
"Komunitas ini hanya berjarak satu jam perjalanan dari Fort Detrick. Menurut seorang pejabat kesehatan dari Negara Bagian Virginia, jumlah kasus pernapasan yang dilaporkan di daerah itu naik hampir 50% pada musim panas 2019."
"Gejalanya antara lain sesak napas, demam, batuk, muntah, diare, sakit kepala, pusing, dan nyeri dada."
"Sejak saat itu, wabah penyakit paru-paru yang belum pernah terjadi sebelumnya menyebar ke seluruh negeri. Pada 17 Desember 2019, lebih dari 2.500 kasus."