Habib Rizieq Shihab
Bantah Diasingkan dan Hidupnya Susah di Arab Saudi, Rizieq Shihab: Malu Sekali
Habib Rizieq Shihab memberikan sejumlah bantahan atas isu yang beredar terkait dirinya, seperti tuduhan hidup susah di Arab Saudi, hingga overstay.
Editor: Lailatun Niqmah
Setelah dirinya membeli tiket untuk pulang, ada beberapa upaya yang bertujuan untuk menggagalkan dirinya pulang.
Upaya pertama, ada email yang mengatasnamakan dirinya dan meminta membatalkan tiket yang sudah ia pesan.
"Saya sudah beli tiket, sudah pesan penerbenagan tanggal 9 (November). Tiba tiba dari Indonesia ini ada yang membuat email atas nama saya."
"Email ini dikirim ke travel tempat saya pesan tiket. Isi pesannya kami tidak jadi berangkat, mohon dibatalkan. Travelnya telepon ke kita apa betul mau dibatalkan, kita bilang enggak. Saya bilang itu email palsu," ujar dia.
Setelah itu, lanjut Rizieq masih ada upaya menggagalkan dirinya pulang, bahkan sampai saat dirinya sudah di bandara.
Namun, upaya itu akhirnya gagal dan dapat diatasi.
"Jam 5 sore semua teratasi, jam 7 (pesawat) berangkat," kata Rizieq.
Dubes RI untuk Saudi Sebut Overstay Bukan Aib
Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel status overstayer merupakan hal yang lumrah terjadi pada warga negara Indonesia di Saudi.
Bahkan, Dubes Agus menyebut, status tersebut bukanlah aib yang harus ditutup-tutupi.
"Kami sampaikan kepada Rizieq Shihab, itu bukanlah aib dan di Saudi sudah sangat lumrah. Saudara-saudara saya para WNI yang overstay sering disingkat dengan WNIO."
"Nah label WNIO sering dibuat bahan candaan di antara mereka, WNIO adalah WNI “ora duwe paspor” (tidak punya paspor), “ora duwe visa” (tidak memiliki visa yang valid), “ora duwe Iqamah” (tidak punya kartu identitas Saudi), alias sudah biasa dan lumrah," ungkap Agus saat dikonfirmasi, Minggu (8/11/2020).
Dubes Agus menerangkan, Rizieq Shihab masuk dalam Sijil al-Mukhalif atau daftar catatan pelanggar undang-undang keimigrasian, di mana jelas diterangkan bahwa yang bersangkutan memang melebihi batas tinggal.
Sehingga, bukan pihak dari KBRI yang memberikan label tersebut.
"Yang memberikan label overstay atau “mutakhallif ziyarah” melewati batas masa tinggal itu sistem imigrasi Arab Saudi. Silahkan protes kepada Kerajaan Arab Saudi. Bukan kami yang menyematkan label tersebut," terang dia.