Habib Rizieq Shihab
Bantah Diasingkan dan Hidupnya Susah di Arab Saudi, Rizieq Shihab: Malu Sekali
Habib Rizieq Shihab memberikan sejumlah bantahan atas isu yang beredar terkait dirinya, seperti tuduhan hidup susah di Arab Saudi, hingga overstay.
Editor: Lailatun Niqmah
Rizieq mengakui, pada awalnya dirinya memang overstay dan kemudian dicekal.
"Ya saya memang overstay pada awalnya. Sebulan sebelum visa saya habis, saya waktu itu mendapat pencekalan, tidak bisa pulang."
"Tapi pencekalan itu bukan karena melanggar aturan, bukan. Bukan karena melanggar ketentuan keimigrasian. Saya dicekal karena alasan keamanan, itu ditulis dalam suratnya," bebernya.
Karena pencekalan itu, Rizieq pun kemudian melakukan upaya lobi dengan pemerintah Arab Saudi.
Menurut Rizieq, proses ini berlangsung sangat panjang.
Rizieq mengatakan, orotitas Arab Saudi melakukan pencekalan terhadap dirinya karena mereka mendapat informasi yang salah dari Indonesia.
Namun, Rizieq tidak menyebut siapa pihak yang memberi informasi salah itu.
"Saya tanya, kenapa saya diperiksa. Mereka mengaku mendapatkan laporan sampah dari negeri ini. Katanya saya ini buronan melarikan diri. Ada persoalan hukum yang saya hadapi, saya ini katanya red notice."
"Kemudian ada lagi yang mengatakan saya ini orang politik yang selalu melakukan keributan dimana-mana, nanti bahaya untuk keamanan Saudi. Ini laporan. Saya tidak menuduh, tapi ini ada," ungkap Rizieq.

Atas beragam tuduhan itu, Rizieq mengaku telah melakukan upaya pembuktian bahwa dirinya tidak seperti yang dituduhkan.
Setelah menjelaskan dengan bukti-bukti, kata Rizieq, pihak Arab Saudi pun akhirnya mencabut pencekalan terhadap Rizieq.
"Akhirnya pemerintah Saudi justru meminta maaf. Kami salah. Kami melewati batas wewenang karena informasi yang salah," kata dia.
Setelah itu, Rizieq mengaku ditawari apakah ingin tinggal di Arab Saudi atau memilih pulang.
Rizieq pun akhirnya memilih untuk pulang pada 9 November 2020.
Menurut pengakuan Rizieq, upaya untuk membuat dirinya gagal pulang belum berhenti.