Breaking News:

Gempa Bumi

Kisah Pengungsi Gempa Melahirkan di Gubuk Reyot saat Badai dan Hujan Lebat, Tak Ada Bantuan Medis

Seorang Ibu bernama Wa Ona Windi, pengungsi korban gempa asal Dusun Waitasi, Maluku, melahirkan bayinya di sebuah gubuk reyot.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTY
Gubuk reyot yang dijadikan tempat mengungsi Wa Ona Windi dan keluarganya di hutan Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Digubuk inilah Windi melahirkan bayi perempuannya, Kamis malam (3/9/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang Ibu bernama Wa Ona Windi, pengungsi korban gempa asal Dusun Waitasi, Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, melahirkan bayinya di sebuah gubuk reyot di perbukitan desa tersebut.

Windi melahirkan dalam kondisi sangat memprihatinkan di dalam sebuah gubuk berukuran 2x2 meter.

Atap gubuk tersebut terbuat dari daun sagu.

Tuai Kritik setelah Sebut Pengungsi Gempa Ambon Beban Pemerintah, Wiranto Akhirnya Minta Maaf

Sementara dindingnya hanya dilapisi daun kelapa yang disusun seadanya.

Tak hanya itu, saat Windi melahirkan, kondisi cuaca sangat buruk.

Badai dan hujan lebat menerpa gubuk reyot.

Saat melahirkan bayinya, Windi hanya dibantu oleh suaminya Onyong Saun dan beberapa keluarga dekatnya tanpa ada petugas medis.

Ayah Windi, La Sididi mengatakan, putrinya itu melahirkan bayinya pada Kamis (3/10/2019) malam.

Tanggapi Wiranto, Wali Kota Ambon Malu dan Minta Pengungsi Gempa Pulang agar Tak Jadi Beban

Menurut dia, angin kencang disertai hujan deras yang mengguyur lokasi pengungsian membuat seisi gubuk tempat anaknya berteduh tergenang air.

“Saat itu hujan sangat kuat sekali, di dalam walang (tenda) air balandong (tergenang) semua,” kata La Sididi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/9/2019).

Windi tidak bisa dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses persalinan dengan baik, lantaran jarak lokasi pengungsian dengan Puskesmas Kairatu sangat jauh.

Sementara itu, getaran gempa susulan yang terus dirasakan membuat Windi tidak bisa dibawa ke Puskesmas terdekat.

“Jadi sama sekali tidak ada bantuan medis. Puskesmas juga jauh, sekitar 10 kilometer dari lokasi pengungsian, jadi kita pasrah saja,” ujar La Sadidi.

Wiranto Sebut Pengungsi Gempa di Maluku Beban Pemerintah, DPRD Maluku: Tanda Tak Punya Hati Nurani

Meski demikian, Windi mampu bertahan dan akhirnya melahirkan bayinya dengan selamat.

”Alhamdulilah cucu saya lahir dengan selamat, seorang perempuan,” kata La Sadidi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
Gempa di Maluku UtaraGempa di AmbonMaluku
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved