TRIBUNWOW.COM - Jika Covid-19 varian Delta Plus di Inggris sama dengan yang berada di India, Inggris bisa sedikit lega karena virus itu tidak lebih berbahaya dibanding varian induknya.
Sayangnya, varian Delta Plus di Inggris atau dengan nama AY.4.2 disebut sama sekali berbeda dengan yang ada di India.
Dilansir dari South China Morning Post, para ahli mengatakan pengalaman India dengan mutasi varian Delta mungkin tidak bisa menjadi pelajaran bagi Inggris.
Baca juga: Mutasi Baru Covid-19 Varian Delta Kembali Ditemukan di Inggris, Simak Penjelasan Pakar
Baca juga: Kasus Covid-19 di Inggris Kembali Tinggi, Mutasi Baru Covid-19 Varian Delta Ditemukan Lagi
Pertama, mutasi di India sebagian besar adalah varian AY.1 dan AY.2.
Meski telah memiliki beberapa kasus varian AY.4, tetapi yang sekarang menjadi perhatian di Inggris adalah subtipe AY.4.2, yang merupakan kombinasi dari mutasi lonjakan AY.4 dan S:Y145H.
“Di India, sub-varian Delta yang dominan adalah AY.1 dan AY.2,” kata Dr Anurag Agrawal, direktur CSIR Institute of Genomics and Integrative Biology di New Delhi, India.
“Semuanya adalah Delta, tetapi pengalaman India dengan AY.1 dan AY.2 tidak ada hubungannya dengan garis keturunan AY.4.2 yang menyebabkan kekhawatiran di Inggris saat ini.”
Dr Agrawal mengatakan pengurutan genom telah menunjukkan bahwa varian Delta Plus India tidak memiliki karakteristik khusus; mereka cukup menular dan seserius varian Delta tetapi tidak lebih.
Inggris harusnya menjadi lebih waspada di tengah gelombang kasus Covid-19 di negara it pada bulan Oktober.
Dia menjelaskan bahwa varian Delta Plus pertama India diidentifikasi di antara kasus-kasus di negara bagian Maharashtra, rumah bagi ibu kota keuangan Mumbai.
Baca juga: Studi Ini Ungkap Alasan Mengapa Konsumsi Gula Berlebih saat Isolasi Mandiri Covid-19 Perlu Dihindari
Pada saat itu, negara itu baru saja bangkit dari kengerian gelombang kedua yang disebabkan oleh varian Delta.
Ketika dinyatakan ditemukan mutasi dari Covid-19 varian Delta, itu menjadi berita utama di mana-mana, dan semua yang masih trauma dengan varian Delta asli menjadi lebih waspada.
Awalnya varian tersebut diklasifikasikan sebagai "varian perhatian" oleh pejabat kesehatan masyarakat, yang mengatakan beberapa penelitian menunjukkan itu dapat menyebar lebih mudah, mengikat lebih mudah ke sel paru-paru dan berpotensi melawan terapi antibodi monoklonal.
Tapi kini varian itu tidak banyak yang terdengar lagi.
Dalam catatan media lokal di India, komentar resmi terakhir tentang hal itu datang pada 2 September, ketika Balram Bhargava, Direktur Jenderal Dewan Penelitian Medis India, ditanya apa yang terjadi dengannya selama konferensi pers Covid-19.