Virus Corona
Studi Ini Ungkap Alasan Mengapa Konsumsi Gula Berlebih saat Isolasi Mandiri Covid-19 Perlu Dihindari
Selain karena bisa menyebabkan peradangan, ada sejumlah alasan lain yang telah dikonfirmasi oleh penelitian.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah ahli kesehatan menyarankan agar pasien Covid-19 tidak mengonsumsi gula berlebih ketika menjalani isolasi mandiri.
Selain karena bisa menyebabkan peradangan, ada sejumlah alasan lain yang telah dikonfirmasi oleh penelitian.
Dilansir dari Business Standard, misalnya dalam studi yang dipublikasi dalam jurnal Cell Metabolism, para peneliti menemukan bahwa infeksi Covid-19 bisa menyebabkan tingginya gula darah atau hiperglikemia.
Baca juga: Selain Molnupiravir, Pemerintah Jajaki 2 Jenis Obat Covid-19 untuk Digunakan di Indonesia
Baca juga: Ingin Obat Covid-19 Molnupiravir Bisa Diproduksi di Indonesia, Luhut dan Menkes Agendakan ke AS
Hal itu dikarenakan virus penyebab Covid-19 bisa mengganggu produksi sel lemak dari adiponektin.
Adiponektin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel lemak yang biasanya memiliki efek perlindungan terhadap diabetes dengan meningkatkan sensitivitas insulin.
"Kami biasanya tidak berpikir bahwa sel-sel lemak sangat aktif, tetapi sebenarnya mereka mensintesis banyak protein pelindung untuk tubuh Anda, dan tampaknya SARS-CoV-2 dapat menonaktifkan perlindungan itu pada banyak pasien," kata James Lo, Associate Profesor kedokteran dan ahli jantung di New York-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.
Untuk penelitian ini, tim menganalisis catatan 3.854 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dalam beberapa bulan pertama pandemi di Amerika Serikat (AS).
Mereka menemukan bahwa proporsi yang sangat tinggi yaitu 49,7 persen dari pasien ini mengalami hiperglikemia dan beberapa mengalaminya selama mereka dirawat di rumah sakit.
Hiperglikemia juga terjadi pada pasien dengan influenza berat atau pneumonia bakteri, terutama oleh kematian atau disfungsi sel beta yang memproduksi insulin, yang merupakan hormon utama yang mengatur kadar gula darah.
“Sebaliknya, hiperglikemia pada pasien Covid-19 terutama disebabkan oleh resistensi insulin, di mana insulin ada tetapi jaringan yang biasanya bekerja tidak lagi sensitif terhadapnya,” kata penulis pertama Moritz Reiterer.
Baca juga: Diklain Efektif, Thailand akan Produksi Besar-besaran Obat Herbal Berbahan Sambiloto untuk Covid-19
"Pasien dengan obesitas, misalnya, mungkin lebih rentan terhadap Covid-19 karena mereka mungkin sudah memiliki beberapa tingkat resistensi insulin dan disfungsi sel lemak, dan mungkin sel lemak mereka lebih rentan terhadap infeksi," tambah Lo
Hiperglikemia Meningkatkan Risiko Sakit Parah
Selain itu yang menjadi kabar buruk adalah bahwa tingginya gua darah atau hiperglikemia bisa menyebabkan pasien menjadi sakit parah.
Dibandingkan dengan pasien dengan kadar gula darah normal, pasien dengan hiperglikemia sembilan kali lebih mungkin untuk mengalami disfungsi paru-paru parah (acute respiratory distress syndrome, atau ARDS).
Mereka juga 15 kali lebih mungkin mendapat perawatan dengan bantuan oksigen ventilasi mekanis, dan tiga kali lebih mungkin meninggal.