Breaking News:

BRI

Tak Gentar Hadapi Toko Ritel Modern, Pemilik Toko Kelontong Ini Punya Strategi Jitu

Berikut ini strategi Toko Ta dan Ti bisa bertahan dan bersaing dengan toko retail modern.

TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara
STRATEGI TOKO KELONTONG - Suparno pemilik Toko Ta dan Ti sedang melayani pelanggan di Jalan Mulawarman, Tembalang, Kota Semarang, Sabtu (8/3/2025). 

TRIBUNBATAM.id - Strategi jitu harus dimiliki toko kelontong agar bisa bersaing dengan pelaku usaha serupa yang sudah bertebaran di setiap sudut jalan.

Apalagi sekarang banyak toko retail modern yang membuat persaingan usaha di sektor ini semakin kompetitif.

Toko kelontong harus berinovasi, satu di antaranya memilih barang yang sering diburu konsumen, dengan begitu sang pemilik tak perlu memiliki stok barang lain terlalu banyak.

Suparno (61) dan Sumarni (56) menerapkan strategi serupa agar Toko Ta dan Ti miliknya bisa bertahan di tengah kompetitifnya persaingan.

Toko Ta dan Ti sekarang lebih fokus menjual barang-barang yang paling dicari konsumen supaya bisa bersaing dengan pelaku usaha lainnya, termasuk toko retail modern.

Berbeda ketika awal-awal Toko Ta dan Ti dibuka pada 2006 silam, Suparno lebih banyak menjual alat tulis dan barang-barang yang tahan lama.

"Pertama kali jualan di tahun 2006, kecil-kecilan aja kayak alat tulis pokoknya barang-barang yang tahan lama tanpa khawatir kadaluarsa,” tutur Suparno ketika diwawancara TribunWow.com, pada Sabtu (8/3/2025).

Seiring berjalannya waktu, Suparno mulai melihat peluang serta kebutuhan masyarakat sekitar Jalan Mulawarman, Tembalang, Kota Semarang.

Berbagai kalangan, mulai dari ekonomi rendah hingga ke atas ternyata banyak yang mencari bahan pokok alias sembako di Toko Ta dan Ti.

Beras, telur, minyak goreng, dan minyak tanah menjadi fokus utama Suparno dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang datang ke Toko Ta dan Ti.

"Lama-lama kok ternyata pelanggan yang cari sembako kayak telur, dulu, minyak gitu kok banyak, jadi saya mulai berani untuk jual sembako eh ternyata rame nya disitu," kata Suparno.

"Zaman dulu juga jual minyak gas sebelum orang-orang pakai kompor gas," jelasnya.

Suparno bahkan tetap mengikuti perkembangan zaman dalam menjual barang-barang di Toko Ta dan Ti.

Satu di antaranya konversi minyak tanah ke gas yang mulai digencarkan saat masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Suparno mulai beralih penjualan dari minyak tanah menjadi LPG (Liquified Petroleum Gas) yang merupakan bahan bakar utama untuk memasak dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
BRIToko KelontongSemarangQR Code Indonesian Standard (QRIS)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved