Breaking News:

Keterbatasan Tak Halangi Goresan Jemariku Kenalkan Batik Pakai JNE ke Seluruh Indonesia hingga Dunia

Sosok inspiratif, Dyan Primadyka, di tengah keterbatasannya tetap jaga eksistensi batik nusantara mengenalkannya ke mancanegara.

|
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
HO TribunWow.com
Potret Dyan Primadyka, pembatik Batik Toeli Laweyan Solo yang tengah menggambar pola batik kontemporer pesanan orang Belanda, Selasa (25/6/2024). Sosok inspiratif, Dyan Primadyka, di tengah keterbatasannya tetap jaga eksistensi batik nusantara mengenalkannya ke mancanegara. 

TRIBUNWOW.COM - Di dalam ruangan sunyi di salah satu sudut ruangan showroom, bentangan kain tertata memanjang di atas meja.

Tepat di depannya, seorang pria dengan penuh kesabaran dan ketekunan tengah menggoyangkan pensil seraya mengikuti alur gambar yang sudah ada pada kain itu.

Sesekali, pria berbaju batik itu merapikan kain yang ia bentangkan untuk menyesuaikan runtutan pola gambar yang ada.

Seraya tangan kirinya menahan agar kain tak terlipat ketika ia tengah menggoreskan pensilnya.

Ya, pria berbaju batik itu tak lain adalah pegawai senior sekaligus salah satu inisiator Batik Toeli yang ada di Kecamatan Laweyan, Surakarta bernama Dyan Primadyka.

Di mana, Batik Toeli merupakan anak perusahaan dari Batik Mahkota yang sudah melegenda sejak tahun 50-an.

Keterbatasan Tak Halangi Dyan Bawa Batik Lebih Dikenal Dunia

Dyan menceritakan awal mula dirinya bekerja di Batik Mahkota hingga akhirnya turut mencetuskan terciptanya Batik Toeli Laweyan.

"Saya sejak tahun 2012 bekerja di Batik Mahkota laweyan, lalu menyampaikan ide soal Batik Toeli pada tahun 2019 kepada pak Alpha dan mas Taufan," jelas Dyan melalui fitur pesan di handphone pribadi miliknya kepada TribunWow.com, Selasa (25/6/2024).

Pria berusia 34 tahun itu juga mengungkapkan proses awal dirinya berkecimpung dalam pembuatan batik.

Di mana, Dyan turut membeberkan sosok yang mengajarinya berkreasi di dunia batik selama 12 tahun terakhir.

Sosok yang dimaksud Dyan yakni pemilik Batik Mahkota, Alpha Fabela Priyatmono atau akrab disapa dengan panggilan pak Alpha.

"Awalnya saya bikin design batik pakai motif ide kreatif tradisional proses visual motif. Proses awalnya didampingin pak Alpha, beliau kasih tahu saya secara proses batik dengan menggunakan design terlebih dahulu menggunakan motif isen tradisional," terangnya.

Lebih lanjut, Dyan yang juga merupakan salah satu teman tuli dari tiga pegawai yang ada di Batik Toeli tersebut menjelaskan soal proses pembuatan batik tulis.

Kebetulan, pada saat itu, pria asli Laweyan tersebut memang tengah mengerjakan batik kontemporer pesanan orang Belanda yang beberapa hari sebelumnya berkunjung ke showroom Batik Mahkota.

Halaman
1234
Tags:
JNEJNE 33 TahunJNE Content Competition 2024Connecting HappinessSoloBatik Toeli
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved