Keterbatasan Tak Halangi Goresan Jemariku Kenalkan Batik Pakai JNE ke Seluruh Indonesia hingga Dunia
Sosok inspiratif, Dyan Primadyka, di tengah keterbatasannya tetap jaga eksistensi batik nusantara mengenalkannya ke mancanegara.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
"Saat itu, tercetusnya nama toeli juga berawal dari unek-unek mas Dyan yang ingin coba buat batik dengan versi berbeda, dengan menggandeng teman-teman disabilitas tuli. Karena dulu itu teman-teman mas dian banyak yang ingin tahu batik seperti apa, ingin belajar batik dan usaha batik seperti apa," jelas Taufan saat ditemui TribunWow.com, Jumat (21/6/2024).
Setelah sepakat untuk mendirikan Batik Toeli, Dyan merekomendasikan dua rekannya penyandang disabilitas tuli untuk turut bekerja dengannya.

Dyan merekomendasikan Angga dan Munir yang kebetulan pada saat itu belum lama kehilangan pekerjaannya dan tertarik untuk bisa belajar lebih dalam tentang batik tulis di Batik Toeli.
Dua rekomendasi Dyan itu pun disambut baik oleh Taufan dan sang ayah.
Pengalaman Angga dan Munir yang sebelumnya berkecimpung di dunia konveksi sebagai penjahit dirasa memiliki korelasi yang sama dengan pekerjaan yang akan mereka lakukan di Batik Toeli.
"Mas dian merekomendasikan mas angga dan mas munir untuk direkrut. Kalau kami lihat dari pengalamannya itu ada korelasi dengan batik, korelasinya itu kan sama-sama dalam hal pengerjaannya, menjahit kan harus punya kesabaran, begitu pun batik juga begitu dan kebetulan juga pas keadaan itu mereka belum lama kehilangan pekerjaanya karena imbas adanya Covid-19," ungkap Taufan.
Lebih lanjut, Taufan juga membeberkan tentang metode pendekatannya kepada teman-teman tuli yang bekerja dengannya di Batik Mahkota dan Toeli.
Taufan menceritakan, pada mulanya, ia mempelajari tentang cara berkomunikasi teman-teman tuli dan juga mengenali kepribadiannya masing-masing terlebih dahulu.
"Yang penting kita dekat dulu saja, bagaimana kita berkomunikasi, jadi kita jangan sampai langsung mengejudge mereka apa-apa gak bisa dan gak tahu, pertama kita pendekatan dulu, ajak komunikasi itu ulangi terus ajak kerjasama memang harus tahu seluk beluk mereka dulu teknik komunikasinya gimana, kepribadiannya gimana," bebernya.
Setelah mulai akrab, Taufan secara perlahan memberikan job pertama yang saat itu ia mulai dari hal yang mereka bisa sebelumnya.
Saat itu, teman-teman tuli memanfaatkan kain bekas untuk dijadikan tas dan masker.
Terobosan yang dilakukan Taufan terbukti berhasil.
Teman-teman Dyan perlahan tapi pasti mulai penasaran dengan bagaimana cara membuat batik.
"Setelah kami ketahui cara komunikasi yang pas, kami berikan job, job yang pertama sesuai dengan hobi mereka, pertama kita beri tugas untuk memanfaatkan kain-kain bekas yang ada supaya mereka olah menjadi tas dan masker, itu pendekatan awal."
"Dengan adanya itu, mereka bisa nyaman bekerja dengan kami karena merasa dianggap usaha mereka, dapat komisi dan lama kelamaan semakin nyaman," jelas pria berusia 30 tahun tersebut.
Berkat metode pendekatan Taufan, teman-teman Tuli saat ini sudah menemukan passion nya di batik.
Dalam waktu seminggu, teman-teman tuli mampu menyelesaikan 2 sampai 4 kain dengan sistem kerja sama seperti orang biasa per harinya yakni 8 jam kerja.
"Sistem kerjanya sama 8 jam kerja selayaknya orang biasa. Hitungannya per minggu 2 sampai 4 kain, karena pengerjaan satu kain kan sudah lama. Mereka sudah mendapatkan passionnya tadi dan nyaman, ibaratnya kita dan mereka sangat dekat, menjalin hubungan erat seperti keluarga sendiri, gak kayak dulu di konveksi padat karya karena kan biasanya acuh tak acuh
Terkini, Batik Mahkota dan Toeli total memberikan kesempatan kerja bagi 15 orang baik yang bertanggung jawab pada design, marketing, hingga produksi.
Peran JNE untuk Batik Mahkota & Toeli serta Komitmen Bantu UMKM
Bicara marketing, Batik Mahkota dan Toeli hingga saat ini masih intens menggunakan jasa PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sebagai mitra bisnis mereka dalam pengiriman barang.
Taufan menjelaskan, JNE menjadi salah satu ekspedisi yang mudah di akses, tepat waktu, mudah ditracking dan tidak rumit saat melakukan proses transaksi jasa pengiriman.
Hal itu dapat dilihat dari ulasan para pelanggan Batik Mahkota maupun Toeli yang semuanya merasa puas dengan proses pengiriman yang dilakukan oleh JNE.
"Kami untuk ekspedisi pengiriman JNE jadi salah satu opsi pengiriman yang biasa kami gunakan untuk mengirimkan produk kami setelah melewati proses transkasi jual beli di market place, sejauh ini JNE memuaskan."
"Untuk pengirimannya tidak belibet, mudah di akses dan tepat waktu, itu dapat kami lihat dari ulasan yang terkirim ke kami dari para pelanggan, kebanyakan mengatakan JNE ontime dan proses trackingnya juga mudah," ujarnya.
Sejauh ini, bisa dikatakan, JNE telah menemani Batik Mahkota dan Toeli medistribusikan produk batiknya ke seluruh penjuru Indonesia di antaranya yakni Bandung, Semarang, Jakarta, Banyuwangi dan Sulawesi.
"Yang pernah saya antar mulai dari Bandung, Semarang, Jakarta, mungkin paling jauh Banyuwangi, luar jawa ada Sulawesi menggunakan JNE, kalau lain mungkin ada yang sampai ke daerah-daerah lainnya," ungkapnya.
Senada dengan Taufan, bukti JNE sebagai mitra UMKM terbaik juga dapat diketahui dari penghargaan yang diterima langsung oleh SPV Marketing Group Head JNE, Eri Palgunadi dari ajang Obsession Media Group (OMG) di Aston Priority TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2024) silam dikutip TribunWow.com dari laman resmi Jnewsonline.
“Penghargaan ini merupakan penghormatan dan pengakuan atas dedikasi JNE dalam membantu UMKM. Semoga Penghargaan ini menjadi dorongan bagi perusahaan untuk terus berkontribusi dalam memajukan sektor UMKM di Indonesia agar dapat terus bangkit dan berkembang maju,” ungkap Eri.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang logistik, JNE berperan penting dalam berjalannya ekosistem bisnis yang ada di Indonesia.
Bukti nyata peran penting itu dapat tergambarkan dari program "JNE Ngajak Online" yang sudah dirintis sejak 2017 silam.
Bahkan sudah diselenggarakan di 183 kota di Indonesia dengan melibatkan kurang lebih 40 ribu pelaku UMKM yang sudah turut serta dalam program tersebut.
"Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang logistik, JNE berperan penting dalam ekosistem bisnis di Indonesia. Salah satunya melalui program “JNE Ngajak Online” yang dimulai sejak tahun 2017, dan sudah diselenggarakan di 183 Kota Indonesia, serta melibatkan kurang lebih 40 ribu pelaku UMKM yang mengikuti program tersebut," jelasnya.
Program ini juga merupakan bentuk dukungan nyata JNE untuk para pelaku UMKM dalam mengembangkan peran mereka dalam roda perekonomian serta turut memberikan edukasi strategi penjualan di era digital.
Selain itu, JNE juga telah melakukan berbagai macam inisiatif kegiatan lainnya guna membantu UMKM agar bisa bangkit kembali pasca badai pandemi Covid-19 seperti pelatihan dan konsultasi bisnis, bantuan pemasaran serta program pengiriman.
Serta memberikan dukungan secara berkelanjutan untuk para pelaku UMKM dengan menyediakan layanan pengiriman dan logistik yang berkelanjutan..
(TribunWow.com/Adi Manggala S)
#JNE
#ConnectingHappiness
#JNE33Tahun
#JNEContentCompetition2024
#GasssTerusSemangatKreativitasnya