Polisi Tembak Polisi
Protes Dakwaan Hendra Kurniawan Terlalu Ringan, Bibi Brigadir J: Kami Dianggap Seolah-olah Teroris
Keluarga Brigadir J menilai dakwaan untuk Hendra Kurniawan terlalu ringan mengingat perlakuannya pada mereka.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Keluarga korban Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menilai dakwaan untuk Brigjen Hendra Kurniawan masih terlalu ringan.
Dilansir TribunWow.com, dakwaan berisi ancaman hukuman tersebut belum sebanding dengan perbuatan anak buah Ferdy Sambo tersebut.
Pasalnya, Brigjen Hendra Kurniawan dan anak buahnya telah berlaku tidak sopan bahkan mengintimidasi keluarga.
Baca juga: Ferdy Sambo Siap Ungkap Informasi Penting dari Buku Hitamnya, Terkait Jaringan Mafia di Polri?
Sebagaimana diketahui, Hendra bersama sejumlah rekannya sempat diutus Ferdy Sambo untuk berangkat ke Jambi.
Mereka diminta untuk menyampaikan kronologi kematian Brigadir J bahkan mengintimidasi keluarga agar tutup mulut.
Menurut kabar, Hendra juga melarang keluarga Brigadir J untuk membuka peti mati sang anak.
Ketika itu, Hendra dan rekan-rekannya datang merangsek ke rumah keluarga Brigadir J dan langsung menutup pintu serta jendela.
Mereka bahkan masuk bergerombol tanpa melepas sepatu dan langsung melakukan intimidasi pada keluarga.
"Kalau saya rasa tadi hukumannya itu terlalu kecil, terlalu ringan itu bagi Pak Hendra," ungkap Bibi Brigadir J, Roslin Simanjuntak, dikutip kanal YouTube KompasTV, Jumat (21/10/2022).
"Karena dia waktu ke sini, mengintimidasi keluarga. Seperti kami teroris dibikin Pak Hendra itu."

Baca juga: Pengacara Brigadir J Sebut Brigjen Hendra dkk Sengaja Diam saat Ada Kesempatan Laporkan Ferdy Sambo
Roslin yang berada di lokasi, menyebut anak buah Hendra telah menuding-nuding keluarganya.
Mereka memberikan peringatan agar keluarga tak merekam kedatangan rombongan tersebut.
Hendra juga dilaporkan sempat berdebat dengan ayah dan ibu Brigadir J, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak.
"Sampai kami dituding-tuding oleh anak buahnya itu, tidak boleh mengambil video, tidak boleh merekam kedatangan mereka," ujar Roslin.
"Terus pintu rumah kami ditutup sama gorden itu."
Tak terima atas perbuatan mantan Karo Paminal Divpropam Polri tersebut, Roslin menganggap hukuman bagi Hendra masih sangat kurang.
Apalagi mengingat penggerebekan yang dilakukan ke rumahnya seperti sedang menyerbu sarang teroris.
"Kami seolah-olah teroris dibuat Pak Hendra," tegas Roslin.
"Jadi kalau aku menilai, kurang itu hukumannya bagi Pak Hendra."
Baca juga: Hakim Albertina Ho Komentari Kejanggalan Perintah Ferdy Sambo Hajar Yosua: Kok Menyediakan Peluru
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
bu Brigadir J Debat Lawan Rombongan Brigjen Hendra
Sejak awal anaknya tewas terbunuh, ibu dari Brigadir J yakni Rosti Simanjuntak mengakui sudah merasakan ada yang aneh.
Rosti bercerita, dirinya sempat berdebat soal tewasnya Brigadir J hingga CCTV melawan rombongan eks Karopaminal Divisi Propam Polri, Brigjen Pol Hendra Kurniawan yang kala itu datang ke Jambi.
Dikutip TribunWow, pengakuan ini diceritakan Rosti dalam acara Rosi Kompastv, Kamis (29/9/2022).
Baca juga: Kuasa Hukum Brigadir J Soroti Pernyataan Eks Jubir KPK yang Jadi Pengacara PC: Waktu akan Buktikan
"Ini kronologinya sebenarnya adalah aib, gitu ngomongnya," ungkap Rosti menirukan perkataan rombongan Brigjen Hendra pada 11 Juli 2022 lalu.
Kala itu para aparat yang mendatangi rumah Rosti menceritakan kronologi kasus pembunuhan Brigadir J versi skenario di mana terjadi baku tembak antara Yosua dan Bharada E.
Samuel Hutabarat selaku ayah dari Brigadir J langsung menaruh curiga karena tembakkan dari Brigadir J tidak ada yang mengenai Bharada E.
Begitupula Rosti mengaku langsung marah ketika kronologi tewasnya Brigadir J disebut sebagai aib oleh rombongan Brigjen Hendra.
"Di saat dia menyebut aib, di dalam tubuh yang tidak berdaya, saya sedang syok dan lemah, seakan-akan saya diberikan Tuhan sesuatu kekuatan untuk menentang mereka," ungkap Rosti.
Rosti sempat menegur para polisi yang saat itu mendatangi rumahnya.
Ia menegaskan Brigadir J tidak akan melakukan hal amoral.
"Apa kata kamu, anakku melakukan aib kamu bilang, saya yang melahirkan anak ku, saya yang besarkan anak ku, saya yang mendidik anak ku, jadi saya tahu karakter anak ku," kata Rosti menirukan perkataannya saat itu.
Setelah itu Samuel meminta ditunjukkan bukti CCTV yang menurutnya pasti ada di rumah seorang jenderal Polri.
Kala itu rombongan Brigjen Hendra berdalih tidak ada CCTV yang menyorot ruangan utama menuju kamar PC.

Baca juga: Dicurhati FS hingga Alasan Bela PC, Ini Fakta Febri Diansyah Jadi Lawyer Tersangka Kasus Brigadir J
Rosti kemudian menceritakan bahwa di sekolah di tempatnya mengajar yang bukan Ibu Kota memiliki CCTV yang lengkap.
Menurut penjelasan Rosti, setelah membahas soal CCTV, rombongan Brigjen Hendra meminta jangan dipojokkan.
"Saya jawab memojokkan apa? Kalau kalian bicara kami dengar, kalau kami bicara kalian bilang pojokkan (memojokkan)," ujar Rosti.
"Kalau gitu diam keluar semua."
Rosti bercerita, rombongan Brigjen Hendra yang ada di rumahnya akhirnya keluar satu per satu.
Selanjutnya pada malam hari Rosti menceritakan dirinya dan keluarganya menjadi korban peretasan.
Dikutip TribunWow.com dari TribunJambi.com, sebelumnya sempat beredar sebuah video menampilkan momen saat Brigjen Hendra beserta rombongannya mendatangi rumah duka.
Dalam video itu tampak ada sekira tujuh anggota polisi berjaga di pintu ruangan.
Terekam para polisi yang berada di rumah duka tidak mencopot sepatu mereka saat masuk ke kediaman orangtua Brigadir J.
Baca juga: Putri Candrawathi Didesak untuk Ditahan, Kuasa Hukum Brigadir J Sebut Alasan Kemanusiaan Tak Relevan
Karpet yang digunakan sebagai alas duduk oleh para penghuni rumah tampak jelas terinjak oleh para anggota polisi yang mengenakan sepatu.
Terdengar juga suara ibu-ibu memprotes kehadiran Brigjen Hendra beserta rombongannya.
Diketahui polisi yang datang tidak hanya ada di dalam ruangan tapi juga ada yang berjaga di luar rumah.
"Gak kek gitu juga caranya kalau masuk ke rumah orang," ucap perempuan di dalam video.
Sebagai informasi, kehadiran Brigjen Hendra saat itu untuk memberikan penjelasan kepada keluarga terkait penyebab tewasnya Brigadir J.
Menurut penjelasan TribunJambi.com sudah menjadi tradisi masyarakat bahwa orang yang mau bertamu harus izin terlebih dahulu kepada tuan rumah lalu melepas alas kaki. (TribunWow.com/Via/Anung)