Komflik Rusia Vs Ukraina
Erdogan Kembali Temui Putin di Rusia Bahas Militer hingga Ekonomi, Jadi Sinyal Bahaya untuk Ukraina?
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat (5/8/2022) di Sochi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat (5/8/2022) di Sochi.
Dilansir TribunWow.com, pertemuan ini akan dilakukan setelah menengahi kesepakatan pengiriman biji-bijian antara Moskow dan Kyiv.
KTT dengan Vladimir Putin terjadi pada minggu yang sama ketika sebuah kapal yang membawa gandum Ukraina dapat berlayar di bawah kesepakatan antara pihak-pihak yang bertikai yang diatur oleh PBB dan Ankara.
Baca juga: Potret Putin saat Tunggu Erdogan Jadi Sorotan, Presiden Rusia Disebut Tampak Gelisah di Depan Kamera
Perjalanan Erdogan, yang kedelapan ke Rusia sejak awal 2019, mengikuti pertemuan tiga arah dengan Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Teheran bulan lalu.
DIlaporkan Al Jazeera, Kamis (4/8/2022), Ankara mengatakan perkembangan regional dan global akan menjadi agenda, serta hubungan bilateral.
“Berdasarkan perannya dalam kesepakatan biji-bijian, Turki telah berhasil memposisikan dirinya sebagai saluran diplomatik Rusia ke komunitas internasional,” kata Eyup Ersoy, peneliti di Institute of Middle Eastern Studies, King's College London.
“Penataan ulang diplomatik ini telah menggeser asimetri relasional lebih menguntungkan Turki dan diperkirakan akan mengurangi, sampai tingkat tertentu, perlawanan Rusia terhadap kebijakan dan inisiatif Turki dalam masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama.”
Analis mengatakan fokus utama Turki adalah persetujuan Moskow atau setidaknya berkurangnya oposisi terhadap operasi militer Turki di Suriah utara.
Rusia, pendukung utama Presiden Bashar al-Assad, menguasai sebagian besar wilayah udara utara Suriah.
Erdogan mengangkat prospek operasi lain terhadap pejuang Kurdi Suriah pada bulan Mei.
“Kami bertekad untuk membasmi kelompok-kelompok jahat yang menargetkan keamanan nasional kami dari Suriah,” tegasnya selama KTT Teheran dua minggu lalu.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Sepakati Perjanjian soal Ekspor Gandum dengan Turki dan PBB, Berikut Penjelasannya
Tal Rifaat dan Manbij, kota-kota di sebelah barat sungai Efrat yang dikendalikan oleh Unit Perlindungan Rakyat (YPG), kemungkinan menjadi sasaran.
Kelompok Suriah ini terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan pemberontakan bersenjata selama 38 tahun melawan Turki.
PKK dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
“Erdogan menginginkan lampu hijau untuk operasi militer di Suriah,” kata Karim Has, seorang analis politik Turki yang berbasis di Moskow.