Komflik Rusia Vs Ukraina
Erdogan Kembali Temui Putin di Rusia Bahas Militer hingga Ekonomi, Jadi Sinyal Bahaya untuk Ukraina?
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat (5/8/2022) di Sochi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
“Seperti yang kita lihat di KTT Teheran, Iran dan Rusia menentang operasi ini, tetapi saya pikir Erdogan dapat membujuk Putin. Banyak hal tergantung pada situasi domestik di Turki karena Erdogan ingin meluncurkan operasi sebelum pemilihan sehingga dia dapat mengkonsolidasikan setidaknya beberapa poin persentase dalam pemungutan suara.”
Sementara itu, Turki mengalami krisis ekonomi terburuk dalam dua dekade, inflasi tahunan mencapai 79,6 persen, dan Erdogan menghadapi pemilihan presiden dan parlemen pada Juni tahun depan.
Kremlin dapat meredakan ketidakstabilan ini, terutama melalui gas alam.
Rusia memasok Turki, yang bergantung pada impor energi, dengan 45 persen kebutuhan gasnya tahun lalu.
Erdogan dan Putin juga dapat membahas kemungkinan Turki berbagi keahlian drone udara bersenjatanya dengan Rusia.
Drone Bayraktar TB2 yang dijual ke Ukraina terbukti sangat efektif melawan pasukan Rusia.
Bulan lalu, Erdogan dilaporkan mengatakan bahwa Putin telah menyarankan untuk mendirikan pabrik drone di Rusia selama pertemuan mereka di Teheran.
Baca juga: Mantan Kanselir Jerman Dikecam karena Bertemu Presiden Rusia Putin, Zelensky: Sungguh Menjijikkan
Kremlin mengatakan pekan lalu bahwa kerja sama teknis dan militer akan menjadi agenda di Sochi, sebuah indikasi minat Rusia dalam pengadaan Bayraktar.
“Berita baru-baru ini tentang minat Rusia untuk mengakuisisi drone Iran menunjukkan urgensi masalah ini bagi Moskow,” kata Eyup Ersoy.
Namun, langkah seperti itu akan merusak dukungan Turki untuk Ukraina serta membuatnya disangsikan sesama anggota NATO.
Baca juga: Delegasi Ukraina dan Rusia Dijadwalkan akan Bertemu di Turki, Bakal Bahas 3 Hal Ini
Isu Putin Bentuk Aliansi Anti Barat
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut membuat aliansi jenis baru untuk menghadapi Barat.
Dilansir TribunWow.com, persekutuan itu diduga akan terdiri dari Rusia, Iran, Suriah, China, dan Korea Utara.
Seperti dilaporkan Newsweek, Rabu (20/7/2022), Putin datang ke Iran dan melakukan perjalanan ke luar perbatasan bekas Uni Soviet sejak ia memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina.
Baca juga: Putin Ajak Pimpinan Turki Erdogan Bertemu Presiden Iran, Cari Koalisi setelah Dikucilkan Barat?
Dalam acara itu, ia melakukan diskusi dan kesepakatan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan.