Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Sebut Gencatan Senjata dengan Rusia Tanpa Pengembalian Wilayah akan Perpanjang Konflik

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak gencatan dengan Ukraina tanpa pengembalian wilayah.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Instagram @zelenskiy_official
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, diunggah Rabu (22/6/2022). Terbaru, Zelensky menilai gencatan senjata tanpa pengembalian wilayah oleh Rusia pada Ukraina tak akan menyelesaikan perang, Sabtu (23/7/2022). 

Zelensky kemudian meminta agar para anggota G7 memberikan sanksi yang lebih berat kepada Rusia.

Menurut penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yakni Jake Sullivan, Zelensky disebut meyakini konflik yang berkepanjangan tidak akan menguntungkannya.

"Dia (Zelensky) sangat fokus untuk mencoba memastikan Ukraina berada di posisi yang menguntungkan di medan perang," kata Sullivan.

Di sisi lain, media Rusia memberitakan mengenai niat para pemimpin negara G7 untuk membantu Ukraina.

Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, disebutkan mereka akan menjajaki pilihan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan rekonstruksi ke Kyiv.

Dalam hal ini termasuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik keputusan Dewan Uni Eropa yang setuju menjadikan negaranya kandidat anggota organisasi, Jumat (24/6/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik keputusan Dewan Uni Eropa yang setuju menjadikan negaranya kandidat anggota organisasi, Jumat (24/6/2022). (Instagram @zelenskiy_official)

Baca juga: Ajudan Putin Ucap Terima Kasih ke Jokowi karena Telah Undang sang Presiden Rusia ke G20

Menurut media Rusia tersebut, para pemimpin G7 mengeluarkan pernyataan bersama mengenai perannya untuk membantu Ukraina.

Dalam pertemuan bersama, para kepala negara itu hendak menjajaki pilihan terbaik untuk membantu pemulihan Ukraina yang menderita kerugian besar akibat serangan Rusia.

"Kami juga akan mengeksplorasi opsi lain yang layak untuk mendukung kebutuhan kemanusiaan Ukraina, pemulihan dan rekonstruksinya yang cepat, termasuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan sesuai dengan undang-undang nasional kami," kata para pemimpin G7 dalam sebuah pernyataan luas dikutip RIA Novosti.

Diketahui, negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia karena Ukraina.

Dalam hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa kebijakan pelemahan negaranya adalah strategi jangka panjang Barat.

Baca juga: Ungkap Perbedaan Mariupol dan Severodonestk, Gubernur Ukraina Beberkan Serangan Dahsyat Rusia

Sementara itu, sanksi global yang dijatuhkan telah memberikan pukulan serius bagi seluruh ekonomi dunia.

Menurut pemimpin Rusia, Amerika Serikat dan Uni Eropa sebenarnya gagal memenuhi kewajiban mereka kepada Rusia, sehingga membekukan cadangan devisanya.

Di sejumlah negara, sebagai bagian dari kebijakan sanksi, keputusan juga dibuat untuk membekukan aset dan real estat pengusaha Rusia.

Sebagai informasi, negara-negara Uni Eropa memblokir aset Bank Rusia dalam jumlah hingga ratusan triliun rupiah.

Jumlah ini dinilai masih jauh lebih kecil dari total aset Rusia yang bernilai hingga beberapa kuadriliun rupiah.

Meski menderita kerugian, pihak Rusia mengaku sudah bersiap akan dapat mengatasi sanksi tersebut dengan baik.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir Putin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved