Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebut Ukraina Tembak Tentara yang Menyerah, Sersan Tawanan Rusia Ungkap Kemerosotan Moral Pasukan
Seorang sersan dari unit pasukan Ukraina yang menyerah pada Rusia membeberkan kondisi satuan militer negaranya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang sersan dari unit pasukan Ukraina yang menyerah pada Rusia membeberkan kondisi satuan militer negaranya.
Ia mengatakan bahwa tentara Ukraina sudah kehilangan motivasi dan semangat tempur.
Karenanya, pasukan keamanan membentuk unit detasemen barrage, yang bertugas mencegah hingga bahkan menembak prajurit yantg menyerah.

Baca juga: Zelensky Peringatkan Warga Ukraina Tak Sembarangan Beri Informasi ke Rusia, Ini Alasannya
Baca juga: Media Rusia Soroti Keanehan Warga Sipil di Mariupol Enggan Menyerah padahal Diberi Jaminan Selamat
Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Minggu (24/4/2022) hal ini diungkapkan oleh sersan senior kompi pengintai brigade ke-57 pasukan Ukraina, Mikhail Yankovsky.
Sersan yang kini berada dalam tahanan Rusia itu menuturkan bahwa moral dan motivasi pasukannya merosot tajam.
"Tidak terlalu baik, bahkan semakin buruk dari waktu ke waktu," kata Yankovsky.
Rupanya, banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
Satu di antaranya adalah tak adanya pembayaran gaji untuk para tentara.
Selain itu, persediaan logistik juga tak segera dipenuhi sementara tentara yang luka juga tak mendapat perawatan.
“Sejak Februari, tidak ada uang yang dibayarkan, persediaan buruk, makanan umumnya terbatas. Pertama mereka berhenti mengantarkan makanan panas, kemudian tunjangan jarang datang sama sekali. Yang terluka tidak lagi dievakuasi,” tutur Yankovsky.
Dia menambahkan bahwa pihak komando tidak menemukan cara yang lebih baik untuk meningkatkan moral pasukan.
Karenanya, setelah banyak tentara mulai meletakkan senjata mereka dan pergi ke sisi LPR (pasukan separatis pro Rusia di Luhanks) mereka mengirim detasemen barrage.
"Satu kelompok terdiri dari sekitar 10 orang tiba dari pusat. Komandan kami menghadirkan mereka sebagai kelompok pendukung psikologis. Faktanya, kelompok ini lebih seperti detasemen barrage," ucap Yankovsky.
Setiap pertempuran, kelompok tersebut memastikan bahwa tidak ada prajurit yang meninggalkan posisinya.
"Mereka menembak siapa pun yang mencurigakan tanpa peringatan," imbuhnya.