Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ungkit Pengkhianatan di Tahun 2014, Rusia Sebut Negara-negara Barat Sudah Tak Bisa Dipercaya

Pemerintah Rusia menegaskan diplomasi antara pihaknya dan Ukraina tidak akan menggunakan negara-negara barat sebagai perantara.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Kementerian Luar Negeri Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, mengadakan diskusi di Antalya, Turki, 10 Maret 2022. 

Sebelumnya Rusia telah menanggapi proposal dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkait persyaratan perdamaian negaranya.

Pihak Presiden Rusia Vladimir Putin menyinggung soal proses pemungutan suara atau referendum yang diiniasi Zelensky.

Menurut Rusia, proses tersebut justru menciderai perundingan damai yang sudah berjalan.

Pada Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytryo Kuleba dan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengadakan pertemuan di Turki.
Pada Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytryo Kuleba dan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengadakan pertemuan di Turki. (RT/Kementerian Luar Negeri Turki)

Baca juga: Presiden Ukraina Zelensky Vs Presiden Rusia Putin, Mantan Komedian dan Eks KGB, Siapa Lebih Unggul?

Baca juga: Zelensky Siap Bertemu Empat Mata dengan Putin, Ini yang akan Dirundingkan Ukraina dan Rusia

Dilansir TribunWow.com dari Russia Today, Selasa (22/3/2022), Zelensky sebelumnya menawarkan untuk membuat amandemen perdamaian berdasar referendum.

Menurut Presiden 44 tahun tersebut, rakyat Ukraina layak untuk menyampaikan aspirasinya.

Pasalnya, kesepakatan tersebut akan menjadi peristiwa bersejarah negaranya.

Namun, Rusia tegas menolak usulan tersebut lantaran merasa referendum yang digagas justru memperlambat upaya damai yang tengah berjalan.

"Kami yakin bahwa menempatkan keputusan (persyaratan damai) di depan publik pada saat ini hanya dapat merusak negosiasi yang sudah berjalan, (dan menyebabkan upaya ini) jauh lebih lambat dan kurang substansial dari yang kami inginkan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Selasa (22/3/2022).

Adapun tawaran Zelensky mengenai referendum itu disampaikan sehari sebelumnya.

Dilansir Ukrinform, Rabu (23/3/2022), Menurut Zelensky, masalah keamanan akan berkaitan dengan amandemen konstitusi dan perubahan dalam undang-undang Ukraina saat ini.

"Saya menjelaskan kepada semua kelompok perunding, ketika anda berbicara tentang semua amandemen ini, dan ini bisa menjadi sejarah, kita pada akhirnya harus mengadakan referendum," tegas Zelensky.

"Rakyat harus mengatakan dan memberikan jawaban untuk format kompromi tertentu. Dan apa yang mereka putuskan, akan menjadi hal penting dalam perundingan dan kesepemahaman antara Ukraina dan Rusia."

Baca juga: Bantah Propaganda Barat, Rusia Tegaskan Perkembangan Invasi Ukraina Berjalan Sesuai Rencana

Baca juga: Putin Disebut Kerahkan Lebih Banyak Pembunuh Bayaran Rusia untuk Lenyapkan Zelensky

Zelensky Tantang Putin untuk Bertemu Langsung

Sebelumnya, Zelensky mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk duduk untuk bersama dan berbicara langsung.

Menurut Zelensky, pertemua tatap muka tersebut menjadi satu-satunya cara mengakhiri perang yang berlangsung.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyTurki
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved