Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebulan Terjebak di Mariupol, Ibu dan Anak Nekat Kabur dari Kepungan Rusia, Sebut seperti Film Horor
Pasangan ibu dan anak asal Mariupol, Ukraina berhasil mengungsi dari kotanya yang dikepung pasukan Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Sementara itu anjing-anjing liar memakan jasad manusia yang dibiarkan di jalan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan saat ini ada kira-kira 100 ribu warga Mariupol yang terjebak di sana tak bisa keluar.
Pernyataan ini disampaikan oleh Zelensky pada Selasa (22/3/2022) malam.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, menurut keterangan dari Zelensky ratusan ribu warga Mariupol yang terjebak di dalam kini hidup dalam kondisi tak manusiawi.
"Ada sekira 100 ribu warga di dalam kota (Mariupol), hidup dalam kondisi tak manusiawi, dalam blokade total," kata dia.
"Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada obat-obatan," ujar Zelensky.
Zelensky juga menyampaikan warga yang terjebak di sana terus berada di bawah serangan dan bombardir pasukan Rusia.
Diketahui Rusia sempat menawarkan memperbolehkan warga di Mariupol untuk pergi ke luar dari zona perang jika mau menyerah namun tawaran tersebut ditolak.
Tetapi ada sejumlah warga Mariupol yang berhasil kabur ke luar.
Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, satu di antara mereka adalah Roman Skliarof yang berhasil kabur dari Mariupol di minggu pertama terjadinya invasi Rusia di Ukraina.
Kala itu ia mengaku terpaksa meninggalkan sang nenek di Mariupol karena neneknya tak mau pergi meninggalkan rumah.
Saat ini Roman mengaku tidak bisa mengontak neneknya di Mariupol.
Menurut Roman saat ini di Mariupol tidak ada listrik dan sinyal.
Roman mengaku masih terus berusaha untuk menghubungi neneknya lewat sukarelawan di luar Mariupol.
"Kami harap setelah semua ini berakhir, kami akan kembali pulang untuk menyelamatkannya," ujar Roman.
Penduduk lain yakni Anastasiya berhasil kabur dari Mariupol dengan cara pergi menumpang dengan orang lain.
"Kami mengatakan kami tidak peduli ke mana kami pergi, kami hanya perlu keluar," ujar Anastasiya menceritakan krolonogi dirinya kabur dari Mariupol.
Anastasiya bercerita saat pergi dari Mariupol, ia sempat melewati pos pemeriksaan pasukan Rusia.
Di sana ponsel miliknya diperiksa dan para laki-laki dipaksa untuk melepas pakaian mereka.
Menurut kesaksian Anastasiya, Kota Mariupol terus-terusan dibombardir pasukan Rusia.
"Mustahil untuk pergi ke luar (apartemen)," ujar Anastasiya.
Anastasiya bercerita, satu per satu kebutuhan dasar hidup seperti listrik, suplai air hingga internet susah ditemukan.
Kemudian warga Mariupol mulai menjarah dan menghancurkan toko-toko. (TribunWow.com/Via/Anung)