Konflik Rusia Vs Ukraina
Dianggap Ingin Bantai Warga Sipil, Pesawat Rusia 30 Menit Sekali Serang Permukiman Penduduk
Pejabat lokal di Ukraina menyampaikan pasukan militer Rusia ingin membantai warga sipil Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Pekerja palang merah bernama Sasha Volkov bercerita, sambungan telekomunikasi di Mariupol saat ini tengah diblokir.
"Seluruh toko dan apotek telah dijarah empat hingga lima hari yang lalu. Beberapa warga masih memiliki makanan namun saya tidak yakin sampai kapan itu akan bertahan," jelas Volkov.
"Banyak orang melapor tidak memiliki makanan untuk anak mereka. Orang-orang mulai menyerang satu sama lain demi mendapatkan makanan."
Baca juga: Tumpukan Jasad Korban Perang Ukraina Dimakamkan Massal, Mayat Dibungkus Kantong Plastik
Volkov menjelaskan, banyak warga yang mulai sakit karena cuaca dingin dan sanitasi yang semakin memburuk.
Anggota Parlemen Ukraina, Dmytro Gurin menjelaskan, orangtuanya yang sudah lanjut usia terpaksa harus melelehkan salju untuk memeroleh air minum.
"Ini bukan lagi perang. Ini bukan lagi tentara melawan tentara. Ini adalah Rusia melawan kemanusiaan," ujar Gurin.
Wakil Walikota Mariupol, Sergei Orlov menuding pasukan Rusia secara sengaja mengincar bank darah hingga fasilitas kesehatan lainnya.
RS Bersalin Mariupol Dihancurkan Rusia
Sebuah serangan udara Rusia telah menghancurkan sebuah rumah sakit anak-anak dengan bangsal bersalin di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022)
Insiden itu melukai sedikitnya 17 orang, dan membuat pasien anak-anak serta beberapa orang lain terperangkap reruntuhan.
Serangan ini terjadi ketika Rusia sepakat akan melakukan gencatan senjata untuk membuka koridor kemanusiaan.
Baca juga: Sebut Ukraina Lakukan Taktik Kotor, Presiden Chechnya Kadyrov Prediksi Akhir Memalukan Musuh Rusia
Sebelumnya, Rusia telah mengatakan akan menahan tembakan untuk membiarkan ribuan warga sipil melarikan diri dari Mariupol dan kota-kota lain.
Tetapi pada hari yang sama, dewan kota Mariupol mengatakan rumah sakit anak-anak di kotanya justru beberapa kali terkena serangan udara.
Serangkaian ledakan menghancurkan jendela dan sebagian besar fasad rumah sakit anak tersebut.
Tanah berguncang hingga terasa sampai lebih dari 1,5 kilometer jauhnya.