Terkini Daerah
Tahu Santriwati Hamil, NA Dibohongi HW hingga Diminta Urus Bayi Korban: Sampai Sumpah-sumpah
Istri HW, NA, mengakui sempat curiga saat mengetahui seorang santriwati hamil.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Istri pelaku rudapaksa HW, NA mengakui sempat curiga saat mengetahui seorang santriwati di Bandung, Jawa Barat, hamil.
Dilansir TribunWow.com, Rabu (22/12/2021), NA menyebut pertama kali curiga saat santriwati tersebut mengaku tidak haid.
Karena khawatir, NA sempat membawa korban ke seorang bidan dan di sanalah ia mengetahui santriwati itu hamil.
NA mengaku sempat syok mengetahui kabar tersebut.
Karena itu, ia langsung menanyakan soal kehamilan santriwati tersebut kepada sang suami.
Baca juga: Dalami Pesantren HW, Jaksa Bahas Metode Pembelajaran hingga Dugaan Penyelewengan Bansos di Sidang
Baca juga: Ramai Dugaan Penyelewengan Dana Bansos Pesantren, Kasus HW Bakal Dikembangkan Polisi
NA saat itu sama sekali tak menaruh curiga pada HW.
Meski akhirnya, diketahui HW telah merudapaksa 13 santriwati hingga beberapa di antaranya melahirkan.
"Saya dibawa sama HW ke atas, Saya nangis, jejeritan (bilang) 'Kenapa itu bisa hamil? Sama siapa?," ujar NA, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Rabu (22/12/2021).
"Saya enggak nuduh ke sana (ke HW)', karena gak mungkin. Dan dia (HW) juga sumpah-sumpahan 'Gak mungkin sama saya, saya ini kan guru'."
Percaya dengan ucapan sang suami, NA kala itu berpikir korban dirudapaksa pria lain di luar pesantren.
NA saat itu ketakutan dan merasa bersalah.
Pasalnya, santriwati tersebut adalah sepupu kandung NA.
NA diminta bungkam hingga akhirnya santriwati itu melahirkan.
Bahkan, NA diminta HW untuk mengurus bayi santriwati tersebut.
Baca juga: Alasan Pihak Kelurahan Tempat Pesantren HW Minta Aset dan Bangunan Yayasan Disita
Baca juga: Kesaksian Santriwati Korban Rudapaksa Guru Pesantren, Baju Disobek Pelaku Gara-gara Menolak
NA juga diminta menyebut bayi itu anak yatim piatu jika ada pihak yang bertanya.
"Korban pertama itu sepupu saya. Gimana bilang ke orangtuanya, gimana perasaannya ? Padahal saya itu sedang hamil," ungkap NA.
"Kata Pak HW 'Kita urus aja sama-sama soalnya ini anak hasil kecelakaan'."
"Saya sih nerima saja, karena kasihan anaknya. Gimna nanti bilang ke orangtuanya."
"(Pak HW) bilang aja anak angkat, bilang saja anak yatim. Waktu iutu saya bingung, kalau enggak nurut suami gimana, tapi itu saudara saya," tandasnya.
Nasib Korban Rudapaksa
Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Atalia Praratya yang juga istri dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengungkap kondisi terkini korban rudapaksa guru pesantren di Kota Bandung, Jawa Barat.
Pihaknya mengungkap kini kondisi korban sudah lebih baik sejak ditangani pihaknya pada Juni 2021.
"Saat ini 10 anak sudah sekolah, lima anak belum sekolah, tiga anak dikeluarkan dari sekolah dengan alasan sudah punya anak dan terkait kasus ini. Dua anak sudah kuliah dan magang," kata Atalia saat dihubungi, Jumat (10/12/2021) malam, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Guru di Bandung Sudah 5 Tahun Rudapaksa Santriwati, Istri Pelaku Disebut Tak Tahu Menahu
Baca juga: PBNU Dukung Hukum Kebiri Pelaku Rudapaksa 21 Santriwati di Kota Bandung, Simak Penjelasannya
Ada sekitar 20 anak yang ikut ditangani oleh pihaknya.
Mereka seluruhnya diamankan di Rumah Aman P2TP2A Provinsi Jawa Barat untuk mendapat fasilitas untuk memulihkan hak korban.
Dari jumlah tersebut, 13 orang menjadi korban dan tujuh orang berstatus saksi.
Mengenai siswa yang dikeluarkan, disebutkan hal itu karena pihak sekolah tidak mengetahui bahwa siswanya sudah memiliki anak.
"Jadi awalnya sekolah tidak tahu bahwa korban memiliki anak. Setelah diketahui, maka diberhentikan. Tapi hanya dua korban yang punya anak (dikeluarkan sekolah)," katanya.
"Satu lagi saya tak tahu yang pasti, anak ini tidak punya bayi tapi dikeluarkan. Ada satu anak lagi yang putus sekolah tapi saya belum tahu penyebab pastinya," paparnya
Dirinya berjanji akan berkoordinasi terutama dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk merumuskan yang terbaik bagi korban.
Baca juga: Fakta Baru, 12 Santriwati Korban Rudapaksa Guru Hidup di 1 Rumah, Melahirkan Lalu Jaga Anak Bersama
Kendala yang dialami Atalia adalah ternyata ada sejumlah korban yang tidak memiliki ijazah meski sudah dinyatakan lulus dari pesantren asalnya.
Sehingga menurut dia, perlua ada langkah khusus yang dilakukan untuk persamaan kelas belajar.
"Karena ternyata beberapa korban ini tidak memiliki ijazah atau ijazah bodong sehingga perlu dilakukan assesment akademik."
"Karena beberapa orang kebingungan dengan pengetahuan dasarnya jadi dilakukan assesment. Kalau yang masih dianggap kurang mereka disiapkan kejar paket."
"Jadi akan dikaji kembali oleh Kemenag, Kesra dan Disdik agar ke depan anak ini mendapat pengakuan pendidikannya jangan sampai akan masuk ke pendidikan yang lebih tinggi atau pindah sekolah mereka tidak kesulitan karena tidak punya ijazah," jelasnya. (TribunWow.com)
Artikel ini diolah dari Kompas.com yang berjudul Tiga Santriwati Korban Pemerkosaan HW Dikeluarkan dari Sekolah, dan TribunnewsBogor.com dengan judul Curiga Santriwati Tak Haid, Istri HW Nangis Korban Hamil, Suami Bersumpah: Saya Kan Guru