Konflik di Afghanistan
Masih Targetkan Umat Syiah, ISIS-K Ledakkan Dua Bom di Ibu Kota Afghanistan, 2 Tewas dan 5 Terluka
ISIS-K kembali mengklaim serangan ke Afghanistan. Terbaru, diduga kelompok itu meledakkan dua bom di minibus di wilayah yang didominasi umat Syiah.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Insiden terjadi di Dasht-e Barchi, pinggiran kota Kabul yang didominasi oleh masyarakat yang sebagian besar Syiah, yakni anggota komunitas Hazara.
Mereka bertahun-tahun memang telah menjadi sasaran teror dari ISIS-K.
Ledakan itu terjadi sehari setelah sedikitnya tiga orang tewas dan 15 luka-luka akibat bom di sebuah masjid di Nangarhar.

Baca juga: Bom Kembali Meledak di Masjid Syiah Afghanistan saat Salat Jumat, 15 Orang Tewas dan 31 Terluka
Baca juga: Kelompok Syiah Afghanistan Putus Asa, ISIS-K Klaim Bom Bunuh Diri di Masjid Kunduz saat Salat Jumat
Taliban menghabiskan 20 tahun melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah yang didukung Amerika Serikat.
Sekarang, mereka menghadapi perjuangan untuk membawa stabilitas ke Afghanistan, yang telah dilanda serangkaian serangan yang diklaim oleh cabang lokal kelompok Negara Islam, dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, ISIS-K juga mengklaim menjadi dalang di balik dua ledakan hebat, yang diikuti serangan kelompok bersenjata dan terjadi di rumah sakit militer terbesar di Afghanistan, Selasa (2/11/2021).
Setidaknya 25 orang tewas dan lebih dari 50 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
Ledakan itu menambah daftar serangan dan pembunuhan yang terus bertambah sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu.
Serangan-serangan tersebut merusak klaim mereka untuk memulihkan keamanan di Afghanistan setelah beberapa dekade perang.
ISIS diketahui telah mengklaim berbagai serangan sejak pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, termasuk ledakan bom bunuh diri yang menargetkan masjid Muslim Syiah.
Serangan kelompok itu juga meningkatkan kekhawatiran di luar Afghanistan, tentang potensi negara itu menjadi surga bagi kelompok-kelompok militan, seperti ketika Al-Qaeda menyerang Amerika Serikat pada 2001.
Kekhawatiran telah diperburuk oleh krisis ekonomi yang mengancam jutaan orang dengan kemiskinan saat musim dingin mendekat dan membuat ribuan mantan pejuang tidak memiliki pekerjaan. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Konflik di Afghanistan lain