Konflik di Afghanistan
Meski Masih Tak Percaya, Umat Syiah Afghanistan Dapat Perlindungan Taliban seusai Jadi Target ISIS-K
Umat Syiah di Afghanistan yang sempat dianggap musuh oleh Taliban, kini justru dilindungi seusai serentetan serangan ISIS-K yang menargetkan mereka.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM – Empat anggota Taliban yang membawa senjata, terlihat berjaga di luar sebuah masjid umat Syiah di Kabul, Afghanistan.
Mereka melindungi para jemaah yang sedang melaksanakan ibadah salat Jumat pada pekan lalu.
Dilansir dari Associated Press, momen itu menjadi penanda hubungan baru yang terbilang aneh.

Baca juga: Sehari setelah Serangan Bom di Masjid, Sebuah Minibus Meledak Tewaskan Jurnalis Terkenal Afghanistan
Baca juga: Bom Kembali Meledak di Masjid Syiah Afghanistan saat Salat Jumat, 15 Orang Tewas dan 31 Terluka
Pasalnya, selama beberapa dekade sebelum pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, kelompok itu kerap kali menargetkan umat Syiah di negara itu, yang sebagian besar didominasi oleh etnis minoritas Hazara.
Namun, beberapa bulan ini, etnis Hazara menjadi pihak yang ditargetkan oleh ISIS-K dengan beberapa serangan bom pada masjid-masjid umat Syiah di Afghanistan.
Tak ayal, Taliban menjadi satu-satunya pelindung mereka terhadap musuh yang lebih brutal.
Di samping empat anggota Taliban tersebut, ada seorang penjaga etnis Hazara, Sohrab, yang juga mengawasi masjid Abu Fazl al-Abbas sambil membawa senapan.
Sohrab mengatakan bahwa dia memiliki hubungan yang baik dengan para pasukan Taliban.
“Mereka bahkan kadang-kadang salat di masjid,” kata Sohrab, yang hanya menyebutkan nama depannya untuk alasan keamanan.
Meskipun begitu, tidak semua warga Afghanistan merasakan hal yang sama.
Seorang Hazara yang mengunjungi masjid bersama istri dan putrinya yang berusia delapan bulan, Syed Aqil, menuturkan dia merasa terganggu karena banyak anggota Taliban yang masih mengenakan pakaian tradisional mereka.
Syed Aqil menyebutkan bahwa pakaian tersebut terlihat lebih mirip dengan anggota kelompok Negara Islam atau ISIS, dibandingkan seragam polisi.
“Kami bahkan tidak tahu apakah mereka Taliban atau Daesh,” katanya, menggunakan akronim bahasa Arab untuk kelompok Negara Islam.
Sejak menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu, Taliban telah menampilkan pemerintahan yang lebih moderat, berbeda dengan masa kekuasaan mereka pada 1990-an.

Baca juga: Kelompok Syiah Afghanistan Putus Asa, ISIS-K Klaim Bom Bunuh Diri di Masjid Kunduz saat Salat Jumat
Baca juga: Berencana Adili Pelanggar Hukum Syariat Islam, Taliban Dirikan Pengadilan Militer di Afghanistan
Untuk mencari pengakuan internasional, mereka bersumpah untuk melindungi Hazara sebagai tanda penerimaan terhadap etnis minoritas di Afghanistan.