Breaking News:

Virus Corona

Agar Bebas Pandemi Covid-19, Satgas Minta Masyarakat Pahami Konsep Segitiga Endemi

Meski kasus Covid-19 di Indonesia tengah landai, pemerintah terus berupaya memerangi wabah Covid-19 agar Indonesia terbebas dari pandemi Covid-19. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube Sekretariat Presiden
Koordinator tim pakar dan juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan soal perkembangan penanganan Covid-19, Selasa (20/7/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Meski kasus Covid-19 di Indonesia tengah landai, pemerintah terus berupaya memerangi wabah Covid-19 agar Indonesia terbebas dari pandemi Covid-19

Terkait hal itu, Satgas Penanganan Covid-19 melalui juru bicaranya, Wiku Adisasmito turut mengedukasi masyarakat agar memahami apa yang disebut konsep segitiga endemi. 

"Jika kita lihat lebih mendalam, perjalanan riwayat alamiah penyakit menular dipengaruhi berbagai macam kondisi lainnya," kata Wiku, Kamis (28/10/2021) dikutip dari laman covid19.go.id.

Baca juga: Bukan Pfizer, Sinovac Resmi Jadi Vaksin Covid-19 untuk Anak 6-11 Tahun di Indonesia, Ini Alasannya

Baca juga: Penyintas Covid-19 Diminta Pantau Kondisinya selama 12 Minggu setelah Masa Infeksi, Ini Alasannya

Dia menyampaikan bahwa ada tiga faktor yang menjadi penentu penularan yaitu agen, host, dan lingkungan yang mempengaruhi.

Ketiga hal itu lah yang disebut sebagai segitiga endemi. 

Berikut penjelasan terkait tiga faktor dalam segitiga endemi:

1. Agen 

Yang pertama adalah agen atau virus, mikroba penyebab penyakit yaitu Virus SARS-CoV-2.

Karakteristiknya dipengaruhi laju penularan, maupun kemampuannya menimbulkan penyakit dipengaruhi oleh masing-masing strain.

Sebagai contoh, karakteristik varian delta yang menyebabkan lonjakan kasus di Indonesia pada Juli lalu dalam waktu yang singkat.

Baca juga: Murah dan Banyak Tersedia, Studi Klaim Obat Antidepresan Bisa Kurangi Risiko Keparahan Covid-19

Diakibatkan kemampuan penularannya tinggi.

2. Host atau Inang

Inang merupakan tembat atau mahluk yang bisa menjadi tempat atau virus berkembang biak.

Hingga kini Covid-19 baru ditemukan pada hewan dan manusia.

Khusus manusia, penularannya bisa terjadi terjadi dari manusia ke manusia dengan sangat cepat melalui droplet.

Sebagai tambahan kecenderungan penderita terinfeksi dan berkembangnya keparahan gejala dapat dipengaruhi dari imunitas spesifik tubuh, umur, dan riwayat penyakit.

3. Lingkungan.

Lingkungan merupakan faktor eksternal yang dapat meningkatkan penularan seperti laju kasus yang ada.

Misalnya dalam suati daerah dengan kepadatan penduduk, kebijakan pemerintah, mobilitas dan aktivitas masyarakat yang tidak mendukung akan membuat laju penyebaran Covid-19 semakin cepat.

"Dapat kita simpulkan bahwa penularan Covid-19 pada populasi tergantung pada banyaknya interaksi antara agen, inang, dan kondisi lingkungan," kata WIku.

Dia menjelaskan bahwa kini pemerintah telah melakukan antisipasi terhadap setiap faktor penularan Covid-19

Misalnya, dengan menyusun berbagai kebijakan yang bertujuan mengurangi peluang penularan sebesar-besarnya.

Seperti program percepatan vaksinasi, penerapan PPKM yang melingkupi penegakan protokol kesehatan dan upaya 3T. 

Baru-baru ini, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan pembatasan mobilitas melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 54 dan No 55 yang mengatur tentang perjalanan internasional.

Satgas Penanganan Covid-19 sendiri telah mengeluarkan Addendum kedua SE Satgas No.21 Tahun 2021. 

Gelombang Covid-19 Ketiga

Indonesia memang perlu bersiap untuk mengantisipasi adanya gelombang lonjakan kasus Covid-19 yang ketiga.

Pasalnya, prediksi tentang adanya gelombang lonjakan kasus Covid-19 ketiga tidak bisa mencegah bencana tersebut, yang kini telah terjadi di berbagai negara.

Kini, sejumlah negara bahkan dengan tingkat vaksinasi yang tinggi mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Hal itu juga disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia yang banyak memantau Covid-19

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) per 26 Oktober 2021, kata Nadia, eskalasi tajam terjadi pada kasus baru Covid-19 maupun angka kematian.

"Di regional Eropa berkontribusi sekitar lebih dari 50 persen total penambahan kasus baru dan sekitar 14 persen dari total kematian baru," kata Nadia, dalam konferensi pers daring, Rabu (27/10/2021), dikutip dari Kompas.com.

Padahal negara-negara di Eropa dikenal memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi. 

Adapun negara-negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 adalah Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Turki, dan Ukraina.

Nadia menyampaikan bahwa penyebab naiknya kasus Covid-19 di sejumlah negara termasuk karena kebijakan pelonggaran protokol kesehatan di negara-negara tersebut. 

"Terutama terjadinya penurunan kepatuhan terhadap kesehatan termasuk penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak," ungkap Nadia.

 Seperti di Inggris dan di Amerika di mana dua negara itu tidak lagi mewajibkan penggunaan masker kepada orang yang sudah divaksin lengkap atau dua dosis vaksin.

Melanjutkan, dia menjelaskan bahwa kondisi di Indonesia berbeda dengan negara-negara yang sedang dilanda badai Covid-19 itu.

Nadia menyebut bahwa di Indonesia, situasi pandemi terus mengalami perbaikan.

Secara nasional terjadi penurunan kasus baru mingguan hingga 23 persen dan penurunan jumlah kematian sebesar 16 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Meski begitu, di Indonesia juga sudah terlihat adanya kenaikan kasus kembali setelah sebelumnya terus turun.

Tercatat ada 105 kabupaten/kota yang sempat mengalami kenaikan kasus.

"Kami ingin mengingatkan saat ini ada 105 kabupaten kota di 30 provinsi yang terlihat ada tren peningkatan kasus konfirmasi dalam tujuh minggu terakhir," ucap Nadia.

Nadia yang juga menjabat sebagai juru bicara pemerintah untuk vaksinasi Covid-19 berharap agar masyarakat belajar dari pengalaman sejumlah negara.

Dia mengatakan bahwa mendapat vaksinasi lengkap saja belum cukup untuk menghambat laju penularan Covid-19.

Menurutnya, vaksinasi harus diimbangi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Nadia pun meminta masyarakat tidak lengah meski situasi pandemi menunjukkan perbaikan. Ia memengingatkan, semakin tinggi tingkat pergerakan masyarakat, maka makin tinggi pula risiko interaksi dan penularan virus. 

"Namun sekali lagi risiko ini bisa kita minimalisasi jika kita semua patuh taat dan disiplin dan menjalankan protokol kesehatan dan tetap selektif dan bijak saat beraktivitas," kata Nadia. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Artikel ini diolah dari Kompas.com yang berjudul Kemenkes Sebut Kasus Covid-19 Meningkat Tajam di Sejumlah Negara

Tags:
Virus CoronaCovid-19Satgas Covid19KesehatanWHOWiku AdisasmitoInggrisAmerika
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved