Breaking News:

Virus Corona

Mutasi Baru Covid-19 Varian Delta Kembali Ditemukan di Inggris, Simak Penjelasan Pakar

Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Inggris, para ahli kembali menemukan mutasi baru Covid-19 varian Delta di sana. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
health.clevelandclinic.org/
Ilustrasi sampel virus Covid-19. Varian Delta Plus Covid-19 kembali ditemukan di Inggris dan telah menginfeksi sekitar enam persen kasus. 

TRIBUNWOW.COM - Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Inggris, para ahli kembali menemukan mutasi baru Covid-19 varian Delta di sana. 

Ini menjadi kekhawatiran karena diketahui di negara yang mayoritas warganya sudah divaksin itu, lonjakan kasus dan angka kematian kembali melonjak tinggi. 

Dilansir dari The Strait Times, Profesor Biologi University College London, Francois Balloux menjelaskan hal-hal yang sudah diketahui tentang varian baru tersebut.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Inggris Kembali Tinggi, Mutasi Baru Covid-19 Varian Delta Ditemukan Lagi

Baca juga: Batuk Terus Menerus karena Covid-19, Coba 6 Herbal Ini untuk Bantu Redakan saat Isolasi Mandiri

Dia menjelaskan bahwa mutasi baru itu adalah mutasi dari varian Delta Covid-19 AY.4 ditambah mutasi lonjakan S:Y145H.

Kini varian itu dinamakan AY.4.2 atau lebih dikenal dengan varian Delta Plus. 

Varian tersebut baru dilaporkan oleh otoritas Inggris pada Selasa (19/10/2021). 

Hingga kini, belum diketahui secara pasti sebesar apa bahayanya, namun disebutkan bahwa tidak ada indikasi bahwa varian baru lebih menular atau lebih berbahaya daripada Delta.

Dilansir dari First Post, diketahui ada juga dua mutasi lainnya dari Delta yaitu E484K dan Delta dengan E484Q.

Ini pertama kali diketahui pada Juli 2021 dan sejak itu cabang atau sublineage Delta ini perlahan-lahan meningkat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum mengklasifikasikan varian baru itu sebagai varian yang menjadi perhatian, atau varian yang sedang diselidiki.

Baca juga: Ingin Obat Covid-19 Molnupiravir Bisa Diproduksi di Indonesia, Luhut dan Menkes Agendakan ke AS

Di Inggris sendiri diketahui kasus ini telah ditemukan pada lebih dari enam persen dari semua kasus sejauh ini.

AY.4.2 belum diamati mendorong peningkatan baru-baru ini dalam jumlah kasus di Inggris.

"Karena AY.4.2 masih pada frekuensi yang cukup rendah, peningkatan 10 persen dalam penularannya hanya dapat menyebabkan sejumlah kecil kasus tambahan," katanya.

"Ini bukan situasi yang sebanding dengan kemunculan Alpha dan Delta yang jauh lebih menular (50 persen atau lebih) daripada strain apa pun yang beredar saat itu."

Newsweek melaporkan bahwa data dari database pelaporan virus GISAID dan dikumpulkan dan ditampilkan oleh Outbreak.

Info menunjukkan kasus ini juga telah dilaporkan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sebagian Eropa Barat.

Australia dan Jepang masing-masing hanya melaporkan satu kasus pada Selasa sedangkan di AS telah melaporkan tujuh infeksi semacam itu, dan Kanada enam.

Inggris diketahui tengah kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19

Dalam pekan ini, Inggris secara konsisten mencetak lebih dari 40 ribu kasus.

Kini kasus Covid-19 di Inggris juga sedang dalam perhatian banyak pihak.

Sejumlah ahli terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di sana dan mencari tahu apakah ada kaitannya dengan mutasi baru Covid-19 varian Delta.

Per Senin (18/10/2021) kasus di Inggris mencapai 49.156, kasus yang cukup banyak untuk negara berpenduduk sekitar 60 juta jiwa. 

Kasus itu merupakan yang terbanyak sejak bulan Juli lalu. 

 "Kami telah melihat tingkat kasus meningkat, kami mulai melihat beberapa indikasi bahwa rawat inap dan tingkat kematian juga meningkat," kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

"Jelas kami sangat memperhatikan kenaikan angka kasus, pesan paling penting untuk dipahami publik adalah pentingnya program booster dan memang untuk anak-anak yang memenuhi syarat untuk maju dan mendapatkan suntikan kami," kata juru bicara.

“Tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang kami lihat dengan Alpha dan Delta, yang kira-kira 50 hingga 60 persen lebih mudah menular. Jadi kita berbicara tentang sesuatu yang cukup halus di sini dan yang saat ini sedang diselidiki. Kemungkinannya hingga 10 persen lebih menular. Ada baiknya kita sadar," katanya.

Namun, Inggris nampaknya bisa membanggakan hasil vaksinasi yang sudah berjalan di sana.

Disebutkan infeksi baru itu sejalan dengan prediksi dan bahwa program vaksin telah secara substansial memutuskan hubungan antara kasus, rawat inap, dan kematian. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Tags:
Virus CoronaCovid-19InggrisWHOvarian delta
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved