Virus Corona
3 Negara Hentikan Pemberian Vaksin Covid-19 Moderna pada Usia Muda, Simak Alasannya
Hal itu disebut dikarenakan oleh adanya risiko efek samping langka yang menyerang kardiovaskular pada orang dengan usia muda.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah negara di antaranya adalah Finlandia, Swedia, dan Denmark memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 Moderna yang sedang berjalan.
Hal itu disebut dikarenakan oleh adanya risiko efek samping langka yang menyerang kardiovaskular pada orang dengan usia muda.
Dilansir dari Deseret News, disebutkan bahwa Swedia telah menghentikan penggunaan untuk mereka yang lahir tahun 1991 dan di atasnya.
Baca juga: Bukan Hanya Efek Vaksin Covid-19, Perubahan Siklus Menstruasi Juga Masuk Daftar Gejala Long Covid
Baca juga: Efektif untuk Pasien Isolasi Mandiri, Ini Kata Pakar soal Manfaat Molnupiravir untuk Covid-19 Parah
Sedangkan untuk Finlandia dan Denmark menghentikan penggunaannya untuk usia 18 tahun dan di bawahnya.
Pihak otoritas Swedia mengonfirmasi alasan penghentian tersebut karena adanya data baru-baru ini yang menunjukkan peningkatan miokarditis atau radang otot jantung, dan perikarditis, yaitu radang perikardium, bagi mereka yang menerima vaksin Moderna Covid-19.
“Hubungannya sangat jelas ketika menyangkut vaksin Spikevax Moderna, terutama setelah dosis kedua,” kata badan kesehatan Swedia dalam sebuah pernyataan.
Namun, pihak mereka juga masih menyebut bahwa risikonya masih sangat kecil.
Beberapa laporan memang menyatakan bahwa miokarditis bisa menjadi efek samping dari vaksin Covid-19, namun sejumlah pihak masih menyebut risiko itu tidak lebih berbahaya dibanding dengan risiko jika terserang Covid-19.
Penghentian pemberian vaksin itu dilakukan secara berturut-turut yang dimulai oleh Denmark yang memberikan pengumuman pada Rabu (6/10/2021).
Dan diikuti oleh dua negara lainnya yang memberikan pengumuman pada satu hari setelahnya.
Baca juga: WHO Terbitkan Definisi Klinis dari Long Covid, Sebut 3 Gejala yang Paling Sering Terjadi
Semua yang tidak mendapatkan vaksin Moderna akan ditawari vaksin Pfizer-BioNTech sebagai gantinya.
Pihak otoritas kesehatan Finlandia (THL), Mika Salminen, mengatakan kemungkinan risiko yang ditimbulkan oleh vaksin Moderna tampaknya lebih tinggi untuk individu pria yang lebih muda.
“Instruksi THL adalah bahwa vaksin Moderna tidak boleh diberikan kepada pria dan anak laki-laki di bawah usia 30 untuk saat ini, tetapi vaksin Pfizer harus digunakan sebagai gantinya,” katanya, dikutip dari CNBC.
Untuk diketahui Finlandia juga telah memberikan vaksinasi Covid-19 kepada semua orang yang berusia di atas 12 tahun.
Dari populasi yang memenuhi syarat untuk vaksinasi di Finlandia, 84 persen telah menerima dosis pertama dan 72 persen telah menerima dua dosis.
Badan kesehatan Swedia, sementara itu, mengatakan data menunjukkan bahwa contoh miokarditis dan perikarditis lebih tinggi di antara orang muda yang telah diimunisasi.
Manfaat dan Risiko
Pihak pengembang vaksin Moderna juga turut memberikan tanggapan terhadap penghentian vaksin mereka di sejumlah negara.
Kepada Reuters, juru bicara vaksin Moderna menyampaikan bahwa risiko tersebut sangat langka dan manfaatnya untuk melindungi dari Covid-19 masih lebih besar.
"Risiko miokarditis meningkat secara substansial bagi mereka yang tertular Covid-19, dan vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindunginya," tambah juru bicara itu.
Terlepas dari risiko yang terkait dengan imunisasi untuk pria muda, Salminen dari THL mengatakan bahwa masih penting bagi setiap orang yang memenuhi syarat untuk menerima dua dosis vaksin.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), risiko Covid-19 yang diketahui dan potensi komplikasinya yang parah jauh lebih besar daripada kemungkinan reaksi merugikan yang jarang terjadi terhadap vaksinasi.
Itu termasuk potensi risiko miokarditis yang juga telah dilaporkan secara resmi.
Pada bulan Agustus, sebuah penelitian di AS menemukan bahwa laki-laki berusia antara 12 dan 17 merupakan demografi yang paling mungkin mengembangkan miokarditis.
Dan itu benar-benar sebuah efek samping yang langka.
Mereka dikatakan enam kali lebih mungkin menderita radang jantung karena terinfeksi Covid-19 daripada divaksinasi virus. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya