Virus Corona
WHO Terbitkan Definisi Klinis dari Long Covid, Sebut 3 Gejala yang Paling Sering Terjadi
Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi telah menerbitkan definisi klinis dari fenomena long Covid.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi telah menerbitkan definisi klinis dari fenomena long Covid.
Berbeda dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), WHO menetapkan bahwa jarak minimal bisa disebut long Covid adalah jika penyintas mengalami gejala minimal selama dua bulan.
"Kondisi post Covid-19 terjadi pada individu dengan riwayat kemungkinan atau terkonfirmasi Infeksi SARS-CoV-2, biasanya 3 bulan sejak awal Covid-19 dengan gejala, yang berlangsung selama minimal 2 bulan dan tidak dapat dijelaskan dengan diagnosis alternatif," tulis situs resmi WHO, Jumay (6/10/2021).
Baca juga: Ahli Peringatkan Masalah Jantung bagi Penyintas Covid-19, Bisa Terjadi pada Anak
Baca juga: Long Covid pada Anak Bisa Bertahan hingga 3 Bulan, Kenali Risiko dan Gejala yang Sering Terjadi
Dalam mendefinisikan long Covid, WHO juga menyebut tiga gejala yang dikatakan paling sering terjadi.
Gejala tersebut termasuk kelelahan, sesak napas, dan disfungsi koginitif.
Dilansir dari situs Persatuan Bangsa-Bangsa (UN), dijelaskan bahwa dalam sebuah dokumen yang menyebut alasan untuk membuat definisi kasus klinis standar global.
WHO mengatakan bahwa kurangnya kejelasan di antara para profesional kesehatan tentang kondisi tersebut telah memperumit upaya dalam memajukan penelitian dan pengobatan.
Dalam mengeluarkan definisi tersebut, WHO mencatat bahwa sebagian besar pasien yang menderita Covid-19 sembuh total.
Meskipun beberapa menderita efek jangka panjang pada beberapa sistem tubuh, termasuk sistem paru, kardiovaskular dan saraf, serta efek psikologis.
Dijelaskan juga bahwa long Covid atau post Covid dapat terjadi terlepas dari tingkat keparahan awal infeksi, yang artinya bahkan pasien tanpa gejala sekalipun dapat mengalami fenomena tersebut.
Mereka juga lebih sering terjadi pada wanita, usia paruh baya, dan pada mereka yang menunjukkan lebih banyak gejala pada awalnya.
Perwakilan WHO, Dr Diaz mengatakan ini akan membantu dokter dan petugas kesehatan mengenali pasien dan memulai mereka dengan perawatan yang tepat. dan intervensi dan jalur perawatan.
Dr Diaz juga berharap para pembuat kebijakan dan sistem kesehatan akan membuat dan menerapkan model kesehatan terpadu untuk merawat pasien ini.
Meski sudah ada beberapa tes untuk infeksi awal Covid-19, belum ada solusi untuk kondisi pasca Covid-19, dan masih belum jelas persis apa pemicunya pada penderita.
Karena bisa jadi ada pasien yang tidak menyadari mengalami Covid-19 dan kemudian mengalami long Covid.