Virus Corona
Bagaimana Risiko Pembekuan Darah pada Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri? Simak Penjelasannya
Pasien Covid-19 diketahui memiliki risiko mengalami pembekuan darah baik ketika masa infeksi akut atau ketika telah sembuh dari Covid-19.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pasien Covid-19 diketahui memiliki risiko mengalami pembekuan darah baik ketika masa infeksi akut atau ketika telah sembuh dari Covid-19.
Pembekuan darah merupakan komplikasi yang bisa menyebabkan masalah serius seperti penyakit jantung dan stroke.
Kebanyakan, orang yang mengalami pembekuan darah merupakan pasien yang dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Waspada saat Isolasi Mandiri, Termasuk Penciuman, Covid-19 Juga Bisa Merusak Kelima Indra Manusia
Baca juga: Terasa Bau Aneh saat Mencium Apapun setelah Isolasi Mandiri Covid-19, Kenali Cara Menyembuhkannya
Namun, bagaimana risiko pembekuan darah pada pasien gejala ringan atau pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah?
Studi yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine, termasuk 220.588 anggota Kaiser Permanente Northern California (KPNC) yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari 25 Februari hingga 31 Agustus 2020, mencoba menjelaskan hal tersebut.
Hasilnya, dalam 30 hari setelah pengujian, 0,8 persen pasien mengengalami bekuan darah (tromboemboli vena).
Angka ini tidak jauh berbeda dengan populasi umum yang tidak terinfeksi Covid-19 dengan risiko 0,5 persen.
“Studi kami menunjukkan bahwa kejadian pembekuan darah pada pasien rawat jalan yang memiliki tes Covid-19 positif dan gejala ringan mirip dengan kejadian yang terlihat pada pasien yang dites negatif virus,” kata penulis senior studi tersebut Ashok Pai, MD, seorang ahli hematologi/onkologi di The Permanente Medical Group dikutip dari situs resmi The Permanente Medical Group.
Penelitian ini dilakukan karena fakta mengkhawatirkan bahwa sejumlah pasien terutama yang dirawat sakit dan di ruang perawatan intensif (ICU).
Ini membuat banyak pihak khawatir dan menganggap obat pengencer darah diperlukan bahkan bagi pasien gejala ringan.
Baca juga: Jadi Mudah Lelah setelah Isolasi Mandiri Covid-19? Coba Lakukan 8 Langkah Ini untuk Pemulihan
Padahal pembekuan darah juga diperlukan dalam kondisi sehat.
“Diakui dalam bulan-bulan pertama pandemi bahwa pasien dengan Covid-19 mengalami lebih banyak pembekuan darah di rumah sakit dan di unit perawatan intensif daripada pasien lain yang sakit serupa,” kata Nareg Roubinian, MD dokter perawatan intensif untuk The Permanente Medical Group.
“Ini mendorong kami untuk menilai kembali pedoman regional untuk mencegah pembekuan darah pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Pada saat yang sama, tidak jelas apa pengobatan terbaik untuk pasien rawat jalan dengan Covid.”
Hasil penelitian ini membuat para dokter yakin dan bisa mengkampanyekan untuk tidak mengonsumsi obat pengencer darah bagi pasien yang bergejala ringan.
Kecuali memang direkomendasikan oleh dokter mereka.
Ditemukan bahwa pada pasien dengan Covid-19, pembekuan darah terlihat lebih sering pada mereka yang dirawat di rumah sakit daripada pada mereka yang rawat jalan.
Itu juga mengkonfirmasi temuan dari penelitian sebelumnya yang menemukan tingkat pembekuan darah yang rendah pada pasien Covid-19 setelah mereka meninggalkan rumah sakit.
“Insiden penggumpalan darah pada kelompok pasien ini sangat rendah dan tidak berbeda dengan apa yang kita lihat pada pasien yang keluar dari rumah sakit karena alasan lain,” kata Dr. Pai.
Dokter biasanya akan melakukan evaluasi sebelum memulangkan pasien Covid-19 dari rumah sakit.
Hal yang dicek biasanya termasuk risiko pembekuan darah dan badai sitokin.
“Umumnya pengencer darah berisiko rendah, tetapi dapat menyebabkan pendarahan,” katanya.
“Anda harus menyeimbangkan manfaat versus risiko, terutama jika Anda mempertimbangkan untuk menggunakannya untuk mengobati orang dengan Covid-19 yang tidak terlalu sakit dan mungkin berisiko rendah untuk pembekuan darah."
"Studi kami menunjukkan bahwa kami perlu menunggu data dari uji klinis untuk menentukan pendekatan pengobatan terbaik dan tidak secara rutin menempatkan semua pasien rawat jalan pada pengencer darah.”
Covid-19 dan Pembekuan Darah
Dilansir dari Cleveland Clinic, satu penelitian di Amsterdam menemukan bahwa hampir sepertiga orang yang dirawat di rumah sakit dengan kasus Covid-19 yang parah mengalami komplikasi dari pembekuan darah.
Orang-orang di rumah sakit berisiko lebih tinggi, dan ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan sebagian orang memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalaminya.
“Ketika Anda berada di rumah sakit, Anda tidak bangun dan bergerak, jadi darah mengalir lebih lambat melalui kaki. Itu membuat gumpalan lebih mungkin terbentuk,” kata kata ahli paru dari Cleveland Clinic, Wayne Tsuang, MD.
“Dokter menggunakan daftar periksa untuk memperkirakan risiko pasien rawat inap untuk mengembangkan pembekuan darah."
"Tergantung pada risikonya, ada terapi yang bisa kita gunakan untuk mencegah pembentukan gumpalan."
Tampaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan.
Dugaan pertama adalah peradangan parah yang disebabkan virus penyebab Covid-19 yang disebut bisa memicu sistem pembekuan darah di dalam tubuh.
"Ketika Anda, katakanlah, jatuh dan menguliti lutut Anda, itu mengaktifkan sistem kekebalan Anda, dan salah satu cara sistem kekebalan Anda bereaksi terhadap cedera adalah dengan membuat sistem pembekuan Anda lebih aktif,” kata Matthew Exline, MD, Direktur Medis Unit Perawatan Intensif di Wexner Medical, Ohio State.
“Agak masuk akal jika tubuh Anda akan berkata, jika saya melihat infeksi, saya harus siap untuk menggumpal. Tetapi ketika infeksi meluas dan meradang seperti Covid-19, kecenderungan untuk menggumpal itu bisa menjadi berbahaya.”
Faktor kedua adalah masalah kurang gerak yang akan dialami oleh pasien Covid-19.
Baik pasien yang menjalani isolasi mandiri atau di rumah sakit telah diketahui mengalami penurunan aktifitas fisik selama masa isolasi.
“Jika Anda tidak bergerak, Anda memiliki peningkatan faktor risiko pembekuan darah,” kata Exline.
Dia menyebut, kedua hal itu jika dipasangkan akan membuat risiko pembekuan darah akan semakin tinggi.
Kemudian, pasien dengan kasus Covid-19 yang parah tampaknya sangat rentan, seperti halnya mereka yang memiliki faktor risiko kesehatan lain seperti kanker, obesitas, dan riwayat pembekuan darah.
Sekarang, pasien yang cukup sakit dari Covid-19 untuk pergi ke rumah sakit menerima tes darah untuk mengukur aktivitas sistem pembekuan mereka. Studi terbaru menunjukkan bahwa pasien dengan Covid-19 rentan terhadap pembekuan darah, tetapi pasien di ICU juga berisiko mengalami pendarahan.
"Penyedia layanan kesehatan harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan manfaat antikoagulasi untuk setiap pasien," kata Exline.
Mereka yang sistem pembekuannya tidak terlalu aktif akan menerima perawatan untuk mencegah pembekuan seperti kaus kaki kompresi, bantal tiup untuk betis mereka atau suntikan kecil pengencer darah.
Mereka yang memiliki sistem pembekuan darah yang lebih aktif menerima pengencer darah dosis penuh jika mereka tidak berisiko tinggi mengalami pendarahan.
“Kami harus memikirkan pendekatan kami dengan pengobatan, terutama karena ada data terbatas pada pasien Covid-19,” kata Tiffany Ortman, PharmD, seorang apoteker praktik khusus dalam perawatan rawat jalan di Rumah Sakit Jantung Ross.
Berikut beberapa tanda lain dari pembekuan darah adalah:
1. Wajah terkulai.
2. Kelemahan satu lengan atau kaki, bisa ditandai dengan kesemutan yang panjang atau mati rasa.
3. Kesulitan berbicara.
4. Pembengkakan baru, nyeri tekan, nyeri atau perubahan warna pada lengan atau kaki.
5. Sesak nafas mendadak.
6. Nyeri dada atau nyeri yang menjalar ke leher, lengan, rahang, atau punggung. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)