Virus Corona
Berikut Takaran Pas Konsumsi Vitamin C saat Pandemi Covid-19 untuk Bayi, Pria-Wanita dan Ibu Hamil
Cukupi kebutuhan vitamin C untuk tubuh di tengah pandemi Covid-19, membantu menjaga imun atau daya tahan tubuh, sekaligus mencegah infeksi virus.
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Asupan yang berlebihan juga telah dilaporkan menyebabkan naiknya asam lambung, meskipun hal ini belum sepenuhnya terbukti.
Jika mengalami masalah pencernaan akibat mengonsumsi terlalu banyak vitamin C, seseorang cukup mengurangi dosis suplemen atau hindari suplemen vitamin C sama sekali.
2. Menyebabkan batu ginjal
Kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai oksalat, produk limbah tubuh.
Oksalat biasanya keluar dari tubuh melalui urine. Tapi, dalam beberapa keadaan, oksalat dapat mengikat mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Mengonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urine seseorang, sehingga meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.
Dalam sebuah penelitian yang meminta orang dewasa mengonsumsi suplemen 1.000 mg vitamin C dua kali sehari selama 6 hari, jumlah oksalat yang mereka keluarkan meningkat sebesar 20 persen.
Asupan vitamin C yang tinggi bukan hanya dikaitkan dengan jumlah oksalat dalam urine yang lebih besar, tetapi juga terkait dengan perkembangan batu ginjal, terutama jika seseorang mengonsumsinya dalam jumlah lebih dari 2.000 mg.
Kejadian gagal ginjal juga telah dilaporkan pada orang yang mengonsumsi lebih dari 2.000 mg dalam sehari.
Namun, kondisi ini termasuk sangat jarang terjadi, terutama pada orang sehat.
Baca juga: Kapan Penderita Covid-19 yang Isolasi Mandiri Sudah Tak Tularkan Virus? Ini Penjelasan Ahli
3. Menyebabkan kelebihan zat besi
Vitamin C dikenal memiliki fungsi juga untuk meningkatkan penyerapan zat besi.
Zat gizi ini dapat mengikat zat besi non-heme yang ditemukan dalam makanan nabati.
Zat besi non-heme tidak diserap oleh tubuh seefisien zat besi heme, jenis zat besi yang ditemukan dalam produk hewani.
Vitamin C terikat dengan zat besi non-heme, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.