Isu Kudeta Partai Demokrat
Menerka Dualisme Partai Demokrat yang akan Disahkan, Adi Prayitno: AHY yang Diuntungkan
Persoalan dualisme kepemimpinan Partai Demokrat masih terus berlanjut pasca digelarnya kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Mohamad Yoenus
Sehingga bisa disimpulkan justru akan berdampak pada Partai Demokrat pada umumnya.
"Sebenarnya tidak ada yang diuntungkan, mereka ini, terutama Demokrat, itu tetap semakin populer, tetapi konotasinya negatif," jelasnya menutup.
Smak videonya mulai menit ke- 6.08
Jubir Partai Demokrat Versi KLB Ungkap Alasan Bukan Marzuki Alie
Juru Bicara Partai Demokrat KLB Deli Serang, Mohammad Rahmad mengungkapkan alasan mengapa bukan Marzuki Alie yang dipilih sebagai ketua umumnya.
Seperti yang diketahui, hasil KLB justru memenangkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum yang notabene bukan kader Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com dalam acara SATU MEJA THE FORUM, Kamis (11/3/2021), Mohammad Rahmad mengatakan bahwa alasan tidak memilih Marzuki Alie adalah untuk menjaga supaya tidak terjadi perpecahan kembali.

Baca juga: Jawaban Mahfud MD soal Desakan Mundur kepada Moeldoko terkait Demokrat: Ada Dua Hal kalau Itu
Baca juga: Soal Dualisme Partai Demokrat, Mahfud MD Sebut Pemerintah Tak Dirugikan dan Tak Diuntungkan
Mohammad Rahmad mengklaim bahwa dalam KLB tersebut merupakan perhimpunan dari semua kader Partai Demokrat yang kecewa dan menentang kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kecuali pengikut Cikeas. Mulai dari pendiri dan sampai sekarang berhimpun semua," ujar Mohammad Rahmad
"Kalau Pak Marzuki Alie ketua umum di KLB Deli Serdang, tentu berhimpunnya kader-kader ini akan terpecah kembali," jelasnya.
Lantaran tidak ingin ada perpecahan kembali di Partai Demokrat, akhirnya disepekati mencari tokoh lain yang menurutnya juga tidak asal-asalan.
Tidak lantas mengabaikan Marzuki Alie, mantan Ketua DPR itu diberikan jabatan sebagai ketua dewan pembina Partai Demokrat.
Sedangkan untuk jabatan majelis tinggi partai dihapuskan karena dianggap telah merusak proses berdemokrasi dalam Partai Demokrat.
"Karena itu kita mencari tokoh yang bisa menjadi pemersatu dan tokoh yang memiliki jaringan yang luas yang kira-kira nanti bisa menaikan elektabilitas Partai Demokrat," ungkap Mohammad Rahmad.
"Karena itulah kemudian Pak Moeldoko kita kasih amanah untuk menjadi ketua umum dan Pak Marzuki Alie sebagai ketua dewan pembina," terangnya.