Terkini Daerah
5 Fakta Ibu Jadikan Putrinya PSK, sang Anak Rela demi Lunasi Utang hingga Kini Alami Trauma
Suami istri asal Bandung dibekuk pihak kepolisian karena terbukti menjajakan anak mereka sendiri sebagai pekerja seks komersial (PSK).
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Beberapa hari belakangan ini, warga Jawa Timur digegerkan oleh kasus pembunuhan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang dihabisi oleh seorang pelanggannya di Hotel Lotus Kediri, pada Minggu (28/2/2021).
Dari kasus pembunuhan itu, polisi berhasil mengungkap adanya kegiatan prostitusi anak di mana sepasang suami istri menjual anak mereka yang masih berusia 16 tahun sebagai PSK.
Dika (35) dan Nia Kurniasih (38) terbukti menjajakan putri mereka, TW (16) kepada pria hidung belang.
Dikutip TribunWow.com dari TribunKediri.com, berikut sejumlah fakta terkait kasus prostitusi anak tersebut.
1. TW Mengaku Ingin Bantu Ibunya
Kepada pihak kepolisian, TW mengaku tidak dipaksa oleh ayah dan ibunya untuk menjadi PSK.
Keterangan yang sama diberikan oleh Nia selaku ibu kandung TW.
Nia mengaku, tidak pernah memaksa putrinya menjadi PSK.

Nia mengatakan, anaknya sendiri yang menawarkan ingin membantu melunasi utang.
"Dia (korban T) tiba-tiba datang ke sini ngomongnya mau membantu mama. Karena tahu mamanya terlilit hutang 3 juta ke orang," ujar Nia.
"Saya sama sekali tidak pernah memaksa anak saya untuk melakukan itu," jelasnya.
2. Layanan Beragam
Saat menjadi PSK, TW menyajikan layanan yang beragam.
Paling murah adalah layanan pijat plus-plus yang dihargai Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu.
Sedangkan layanan berhubungan badan dihargai Rp 800 ribu.
Selama menjadi PSK sejak awal Februari 2021, TW telah tujuh kali melayani pria hidung belang.
Total uang yang telah didapat oleh TW selama menjadi PSK adalah Rp 4 juta.
Baca juga: Beralasan Miskin dan Banyak Utang, Pasutri Tega Jadikan Anak PSK yang Layani hingga 5 Pria per Hari
3. Layani hingga 5 Tamu per Hari
Untuk menjajakan putrinya itu, Nia menggunakan sebuah aplikasi pertemanan atau media sosial.
"Selain di Kota Kediri pelaku juga telah melakukan praktek prostitusi di beberapa kota di Jawa Timur seperti di Tulungagung dan Madiun. Dalam modusnya pelaku menyewa dua buah kamar yang digunakan untuk bergantian," ungkap Kasat Reskrim Polresta Kediri AKP Verawati, Selasa (9/3/2021).
TW minimal melayani paling tidak satu tamu di hari biasa.
"Kalau untuk weekday minimal 1 tamu yang dilayani. Tetapi kalau weekend tamu yang dilayani ada 3-5 orang dalam sehari," ungkap AKP Verawati.
Baca juga: Sebelum Dibunuh Pelanggannya, PSK di Kediri Sempat Marah ke Pelaku soal Uang Bayaran
4. Uang untuk Beli Susu
Nia dan Dika mengaku terpaksa menjual anak mereka menjadi PSK karena kebutuhan ekonomi yang mendesak serta terlilit utang.
Orangtua TW mengaku uang hasil prostitusi online digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Saya punya anak 7, keluarga saya ini pemulung. Jadi semua uang hasil ini langsung saya kirimkan ke Bandung untuk kebutuhan minum susu anak saya di rumah," terang Nia.
Nia mengaku sudah menjajakan anaknya itu sejak awal Februari 2021.
Cara tersangka menjual putri mereka adalah dengan menawarkan layanan pijat plus-plus.
"Untuk tarif sekali layanan pijat ini mulai 250 - 350 ribu. Kemudian jika mau ditambahkan layanan plus itu maka pelanggan ini harus menambahkan uang sekitar 350 ribu. Jadi total untuk keseluruhan layanan ada 700 - 800 ribu," jelas Kasat Reskrim Polresta Kediri, AKP Verawati Taib, Selasa (9/3/2021).
Baca juga: Fakta PSK Hamil Tua Terjaring Razia, Punya Anak Masih Balita hingga Orangtua Tahu Pekerjaannya
5. TW Kini Trauma
Kondisi TW saat ini sedang mengalami trauma akibat mengetahui langsung rekannya MY tewas dibunuh oleh seorang pelanggan.
TW kini tengah mendapat pendampingan psikologis untuk menghilangkan trauma.
TW mengaku mengetahui persis kasus pembunuhan yang menewaskan MY di Hotel Lotus Kediri.

Diketahui, TW dan MY telah berteman sejak kecil.
Keduanya juga terjun ke dunia prostitusi online yang mana TW dijual oleh orangtuanya sedangkan MY dijual oleh adik dari ibu TW.
TW kini ditempatkan di safe house sembari menjalani pendampingan psikologis.
"Kami memberikan upaya pendampingan dan perlindungan karena usianya masih usia anak-anak," jelas pekerja sosial dari Kemensos, Bintaryana Anggraeni.
"Karena bagaimanapun (TW) masih terus terbayang temannya (MY) yang meninggal dunia. Ada trauma," jelas Bintaryana. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari surya.co.id dengan judul Cerita Lengkap Gadis Bandung ke Kota Kediri Jadi PSK Online Lintas Daerah, Endingnya Dibunuh Penyewa, dan TribunJatim.com dengan judul Pasutri Lacurkan Anaknya di Kediri, Pasang Tarif Rp 350 Ribu Buat Layanan 'Mantab-mantab', Sehari Layani 5 Pria, Ibu Jual Anak Kandung ke Pria Hidung Belang Buat Bayar Hutang dan Beli Susu, dan Remaja Putri Kota Bandung Korban Prostitusi Online di Kediri Mengaku Masih Trauma