Breaking News:

Isu Kudeta Partai Demokrat

Sebut Demokrat Tak Perlu Kirim Surat ke Presiden, M Qodari: Menimbulkan Kesan Dalangnya Pak Jokowi

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari memberikan komentarnya terkait persoalan kudeta di Partai Demokrat.

Youtube/Apa Kabar Indonesa tvOne
Pengamat Politik M Qodari dalam acara Dua Sisi 'tvOne', Kamis (24/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik, M Qodari memberikan komentarnya terkait persoalan kudeta di Partai Demokrat.

Dilansir TribunWow.com, Direktur Eksekutif Indo Barometer itu mengatakan Demokrat tidak perlu membawa-bawa Presiden Joko Widodo (Jokowi) apalagi sampai mengirimkan surat.

Ia menilai kondisi tersebut justru memberikan kesan bahwa Jokowi lah dalang di balik gerakan kudeta tersebut.

Presiden Jokowi menyalami dan mempersilakan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY untuk mengambil tempat yang disediakan di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5/2019). Terbaru, AHY menyebut ada pejabat di dalam lingkar pemerintahan Presiden Jokowi yang terlibat dalam upaya pengambilalihan kekuasaan Partai Demokrat secara paksa.
Presiden Jokowi menyalami dan mempersilakan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY untuk mengambil tempat yang disediakan di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5/2019). Terbaru, AHY menyebut ada pejabat di dalam lingkar pemerintahan Presiden Jokowi yang terlibat dalam upaya pengambilalihan kekuasaan Partai Demokrat secara paksa. (Biro Pers Istana Kepresidenan/Rusman)

Baca juga: Andi Arief Sebut Moeldoko Sudah Ditegur Jokowi terkait Isu Gerakan Kudeta Partai Demokrat

Baca juga: Istana Tak Balas Surat AHY soal Kudeta Demokrat, Rachland Nashidik: Pak Jokowi Mau Cuci Tangan?

Menurut M Qodari, alasannya karena latar belakang hubungan antara Partai PDI Perjuangan dengan Demokrat.

Ia mengatakan harusnya Demokrat langsung menyebutkan nama pejabat yang dimaksud terlibat dalam gerakan kudeta tersebut.

Hal itu disampaikan dalam acara Dua Sisi 'tvOne', Kamis (4/2/2021).

"Mengingat latar belakang komunikasi antara PDI Perjuangan dengan Partai Demokrat yang selama ini sering tegang."

"Kalau saya jadi Partai Demokrat saya kalau pun mengatakan ada ekternal saya cuman menyebut Pak Moeldoko saja," kata M Qodari.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Mejelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengatakan bahwa tujuannya mengirimkan surat ke Jokowi hanya untuk meminta klarifikasi.

Menurutnya, bukan berarti benar ada kaitannya dengan Jokowi.

Terlebih dikatakanya, pihaknya dalam berkirim surat dilakukan secara sopan dan melalui prosedur yang benar.

Terkait apakah sikap Moeldoko itu merupakan sikap pribadi ataupun sikapnya sebagai KSP, Andi mengaku tidak bisa membedakan.

"Lha bagaimana membedakannya?" kata Andi.

Baca juga: Debat saat Bicara Peluang Moeldoko Kudeta Partai Demokrat, M Qodari: Ketuanya SBY, Wakilnya AHY

M Qodari menilai dalam persoalan ini tidak ada kaitannya dengan Jokowi yang disebut memang tidak membutuhkan tambahan dukungan partai lain.

Dirinya lalu menyinggung cuitan dari Mantan Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang mengkasifikasikan tiga jenis sifat manusia.

"Tidak perlu menyebut nama Jokowi, apalagi kemudian mengirimkan surat kepada Pak Jokowi," kata M Qodari.

"Itu menimbulkan kesan bahwa dalang yang sesungguhnya itu Pak Jokowi, apalagi sebelumnya ada cuitan dari Pak SBY."

"Ada tiga golongan manusia the good, the bad dan the ugly. Sekarang siapa the good-nya?" 

Simak videonya mulai menit ke- 27.52

Ruhut Sitompul Merasa Kasihan kepada Jokowi soal Isu Kudeta Demokrat

Di sisi lain, Mantan Kader Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengaku kasian dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, terkait isu kudeta Partai Demokrat, Ruhut menilai tidak seharusnya membawa-bawa nama Jokowi ataupun para pejabat pemerintah lainnya.

Menurutnya, Jokowi bersama perjabatnya tengah fokus dalam menangani pandemi Covid-19 yang tidak juga kunjung mereda.

Politisi Partai PDIP yang juga merupakan mantan kader Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengungkapkan kondisi yang terjadi di mantan partainya.
Politisi Partai PDIP yang juga merupakan mantan kader Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengungkapkan kondisi yang terjadi di mantan partainya. (YouTube/Apa Kabar Indonesia tvOne)

Baca juga: Soal Kudeta, Ruhut Sitompul Ungkap Curhatan dan Keluhan dari Kader Demokrat atas Kepemimpinan AHY

Baca juga: Ruhut Sitompul Akui Diminta Bantu Bujuk Moeldoko untuk KLB oleh Kader Demokrat: Jadi Bukan Kudeta

"Kasian Pak Presiden, kasihan menteri-menteri lainnya. Kita ini kan lagi fokus, Pak Jokowi bekerja untuk menghadapi tragedi dunia pandemi Covid-19," ujar Ruhut dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Kamis (4/2/2021).

"Jangan kita minta tambah pekerjaan baru," imbuhnya.

Menurutnya, tidak perlu Demokrat sampai harus mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi.

Bukan menyalahkan, Ruhut menyinggung soal dampak yang ditimbulkan atas berkirim suratnya Demokrat ke Jokowi.

Selain itu, Ruhut juga meminta untuk menghormati Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko.

Moeldoko disebut-sebut terlibat dalam gerakan mengudeta Partai Demokrat dengan tujuan untuk maju di Pilpres 2024 mendatang.

"Oke, suratnya sopan kok, betul. Tapi dengan adanya surat itu lingkungan AHY lagi ngomongnya waduh. Apapun hormati Pak Moeldoko, di dalam TNI itu jauh herarki antara bintang empat dan mayor," kata Ruhut.

"Ini anak-anak buah dia enak aja ngerasanin Pak Moeldoko, itu tidak baik," tegasnya.

"Dan Pak Moeldoko kan sudah meluruskan, datang ke saya kok, bahkan beliau katakan dan saya aminin itu betul."

Baca juga: Ditegur agar Tak Baper, Andi Mallarangeng Soroti Darmizal Malah Ngaku Masih Kader Demokrat

Lebih lanjut, ia menanggapi pernyataan dari Sekretaris Mejelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng yang menyamakan dengan rezim Orde Baru.

"Dampaknya apa akibat surat itu, Andi Mallarangeng kemarin mengatakan ini pemerintah mau kembali ke Orde Baru," kata Ruhut.

"Mengobok-obok partai, tolong dong, ini sekarang pemerintahan Pak Joko Widodo, beliau santun rendah hati, tidak mau mengobok-obok," terangnya.

"Jadi enggak mungkin Pak Jokowi kader PDI Perjuangan ingin melakukan seperti Orde Baru," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 12.25:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Isu Kudeta Partai DemokratGerakan Politik Ambil Alih Partai DemokratM QodariPartai DemokratJokowiAgus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved