UU Cipta Kerja
Sebut Pemerintah Selalu Cari 'Kambing Hitam' Demo, Refly Harun: Kali Ini KAMI dan Gatot Nurmantyo
Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi pengusutan kasus kerusuhan pada demo menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Pakar komunikasi itu menganggap hal ini sebagai fakta yang menarik.

Pasalnya, secara politik terkesan KAMI memang sengaja disasar pemerintah.
Selain itu, aktivis KAMI menjadi sasaran dugaan dalang di balik kerusuhan yang berniat menjatuhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini artinya KAMI sekarang, kalau kita baca dari komunikasi politiknya, betul-betul dijadikan kelompok yang dijadikan sasaran," ungkap Ade Armando.
"Diduga merekalah yang terlibat dalam apa yang dituduhkan kerusuhan-kerusuhan yang disengaja untuk menjatuhkan Jokowi," jelasnya.
Baca juga: Polisi Ungkap Isi Pesan Grup WA KAMI Medan, Provokasi atas Kerusuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja
Meskipun begitu, Ade menilai hal ini bukan berarti pengalihan isu dari persoalan utama, yakni UU Cipta Kerja yang menjadi objek protes masyarakat.
"Kita enggak bisa katakan, kalau ada gerakan kelompok orang yang sengaja ingin memanas-manasi keadaan sehingga terjadi kerusuhan. Dan itu kerusuhannya jelas-jelas terencana," komentar Ade.
Ade menambahkan, dirinya tidak menampik memang ada koordinator yang mengatur jalannya demo dan kerusuhan, bahkan melibatkan kalangan pelajar.
"Dan itu kerusuhannya jelas-jelas terencana. Ada yang membawa bom molotov, ada anak-anak yang membawa ketapel, ada orang-orang yang membawa senjata tajam, orang-orang yang sebetulnya tidak paham apa yang dipersoalkan tapi terlibat," paparnya.
"Anak-anak STM, anak-anak SMA, anak-anak SMP, oran-orang yang sebetulnya tidak ada kaitannya dengan buruh, itu semua memang ada yang mengorganisir," jelas Ade. (TribunWow.com/Brigitta)