Virus Corona
Trump Sebut 99 Persen Kasus Covid-19 Sama Sekali Tidak Berbahaya, Klaim Sudah Menuju Akhir Pandemi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, Sabtu (4/7/2020).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, Sabtu (4/7/2020).
Trump dinilai telah meremehkan risiko pandemi Virus Corona yang disebutnya tidak berbahaya.
Padahal, sudah lebih dari 2,8 juta kasus positif Virus Corona telah tercatat di Amerika dan menyebabkan ratusan ribu orang meninggal dunia.
Sontak pernyataan yang dikeluarkanya pada hari kemerdekaan Amerika Serikat 4 Juli tersebut menuai respons dari sejumlah pihak.

• Akan Diselidiki WHO, China Salahkan Spanyol atas Virus Corona, Sebut Covid-19 Berasal dari Eropa
• Sadari Potensi Kekalahan dalam Pemilihan Presiden 2020, Trump: Joe Biden Mungkin akan Jadi Presiden
Dilansir mirror.co.uk, Minggu (5/7/2020), Donald Trump mengklaim 99 persen kasus Virus Corona sama sekali tidak berbahaya meskipun jumlah korban tewas di negara itu melonjak menjadi hampir 130.000.
Lebih dari 2,8 juta kasus Virus Corona telah dicatat di Amerika tetapi Presiden mengatakan kemajuan sedang dibuat.
Pernyataan tersebut diungkapkannya saat berbicara di Gedung Putih pada Hari Kemerdekaan.
Trump juga bersikeras bahwa ia masih memegang kendali terkait penyebaran Virus Corona di Amerika.
Banyak negara bagian AS telah melaporkan peningkatan rekor kasus positif pekan lalu, meski begitu, Trump mengatakan hanya sebagian kecil kasus infeksi dapat membunuh orang.
Dia juga sempat menyebut virus itu sebagai wabah mengerikan dari China.
Trump dengan tegas memperingatkan bahwa China harus bertanggung jawab atas penyebaran pandemi Covid-19 ke seluruh dunia.
"Kami sekarang telah menguji hampir 40 juta orang untuk Virus Corona," ujar Trump.
"Dengan melakukan itu, kami menunjukkan 99 persen kasus di antaranya sama sekali tidak berbahaya," imbuhnya.
Ia mengklaim bahwa Amerika lebih unggul jika dibandingkan dengan negara lain baik dalam segi kualitas pengujian ataupun dalam banyaknya jumlah.
"Hasil yang tidak dapat ditunjukkan oleh negara lain karena tidak ada negara yang memiliki pengujian yang kami miliki, tidak dalam hal jumlah atau kualitas," kata Trump.