Breaking News:

Virus Corona

Konspirasi Covid-19 di Mata Nadiem Makarim, Jerinx, dan dr. Tirta, Malas Berpikir Vs Kebohongan WHO

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Musisi Jerinx, dan infuencer dr. Tirta menjabarkan tanggapan mereka soal teori konspirasi Covid-19

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Kolase (YouTube Najwa Shihab), (Instagram/@jrxsid), (YouTube InCipeng WeTrust)
Mendikbud Nadiem Makariem (kiri), Musisi Jerinx (tengah), influencer dr. Tirta (kanan). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Musisi Jerinx, dan infuencer dr. Tirta menjabarkan tanggapan mereka soal teori konspirasi Covid-19 

dr. Tirta: Jangan Menganggap Enteng Korban

Sedangkan dr. Tirta Mandira Hudhi yang merupakan dokter lulusan Universitas Gadjah Mada, mengambil posisi netral dalam pembahasan teori konspirasi pandemi Covid-19.

Ia mempersilahkan orang-orang untuk percaya kepada teori tersebut, namun ia berpesan agar orang tidak meremehkan adanya pandemi Covid-19.

dr. Tirta juga menginginkan agar jangan sampai karena mempercaya teori konspirasi, orang justru kehilangan empati mereka atas korban-korban yang berjatuhan dari pandemi Covid-19.

Dikutip dari YouTube InCipeng WeTrust, Minggu (26/4/2020), awalnya dr. Tirta menjelaskan bagaimana saat ini begitu banyak teori konspirasi soal pandemi Covid-19 yang beredar di masyarakat.

"Banyak orang bertanya kepadaku bagaimana menghadapi teori konspirasi yang tentang Covid," kata dia.

dr. Tirta memberikan wejangan kepada orang-orang yang meremehkan bahaya dari pandemi Covid-19, Senin (27/4/2020).
dr. Tirta memberikan wejangan kepada orang-orang yang meremehkan bahaya dari pandemi Covid-19, Senin (27/4/2020). (YouTube InCipeng WeTrust)

Jokowi yang Minta Masyarakat Berdamai dengan Covid-19, Istana: Artinya Kita Jangan Menyerah

Mayoritas teori tersebut mengatakan pandemi Covid-19 sengaja dibuat oleh negara tertentu untuk memenuhi suatu agenda rahasia.

"Jadi banyak konspirasi beredar bahwa Covid itu sebenarnya buatan dari Rockefeller lah, China lah, USA lah," ujarnya.

dr. Tirta menegaskan dirinya sama sekali tidak mempermasalahkan apakah publik ingin mempercayai teori-teori tersebut.

"Namanya aja konspirasi, teori, teori itu bisa dipercaya bisa enggak, lu mau percaya boleh, lu enggak percaya boleh silakan," paparnya.

Hal yang ia inginkan adalah agar publik tidak terpecah hanya karena teori konspirasi yang beredar.

"Tapi satu hal yang pasti adalah jangan sampai perbedaan pendapat karena teori konspirasi itu membuat lu berantem, dan membenci satu sama lain," terang dr. Tirta.

Pria yang juga memiliki usaha perawatan sepatu itu juga menyinggung kemungkinan apabila teori konspirasi yang beredar benar adanya.

Apabila hal itu benar apa adanya dr. Tirta mengatakan tetap tidak ada hal yang bisa diperbuat karena orang-orang biasa hanya menjadi boneka dari dalang yang sesungguhnya.

"Anggap teori konspirasi itu benar, kita sekarang hanya menjadi peserta boneka yang diatur, lu bisa apa, lu mau ngapain," ucap dr. Tirta.

"Jadi menurut gua teori-teori yang beredar di luar sana itu, namanya saja teori bisa bener, bisa enggak," imbuhnya.

dr. Tirta juga mengingatkan agar orang yang tidak percaya tentang teori konsentrasi tidak boleh menghina-hina mereka yang percaya.

dr. Tirta lalu membandingkan dengan sebuah teori konspirasi rekayasa pendaratan di bulan oleh Amerika Serikat, ia tidak mempermasalahkan hal tersebut karena tidak ada korban jiwa yang timbul dari peristiwa itu.

Sedangkan dalam pandemi Covid-19 dr. Tirta menjelaskan bagaimana dalam wabah ini begitu banyak korban yang jatuh.

"Di Covid ini banyak konspirasi-konspirasi beredar, tetapi Covid ini jujur saja memakan korban jiwa banyak banget, dan itu jumlahnya enggak dikit, banyak ribuan," kata dr. Tirta.

dr. Tirta meminta kepada mereka yang percaya soal teori konspirasi Covid-19 agar bisa berempati dengan korban jiwa, dan tidak meremehkan pandemi Covid-19.

"Memang tiga persen yang meninggal, cuma kalian tahu enggak yang kita hadapi sebagai relawan, tenaga medis, lu bayangin 500 kantong jenazah di depan lu sendiri," kata dia.

"Anggap semua yang meninggal di dunia, yang masih menganggap enteng, jika lu percaya konspirasi enggak apa-apa, tapi jangan menganggap enteng korban jiwa," imbuhnya.

Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu lalu mencontohkan bahwa orang dengan penyakit kronis sebenarnya masih bisa hidup, namun karena terpapar Covid-19 kesehatannya semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia.

"Kalau misalkan orang itu stroke, dia kena Covid, gua tanya dia matinya karena apa? Covid, kalau enggak ada Covid dia hidup enggak? Masih bisa hidup, itu poinnya yang harus kita ambil di sini," tandasnya. (TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
konspirasiCovid-19Nadiem MakarimJerinx
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved