Breaking News:

Kisah Pengemis Ngesot, Dikira Pura-pura Lumpuh hingga Dibawa ke Kandang Bebek, Penghasilannya Segini

Ia adalah Harno, lelaki yang saat mengemis selalu mengenakan kopiah dan berjalan dengan cara ngesot.

Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNJOGJA.COM | Facebook ICJ
Harno saat ditemui di indekosnya di daerah Jombor, Sleman, Selasa (10/10/2017). 

Wanita asli Semarang inilah yang dengan setia menemani Harno.

Dari pukul 06.00 hingga pukul 16.00, Harno biasa habiskan waktunya untuk hilir mudik menimba rupiah dengan cara meminta-minta.

Pasar Gamping, Pasar Godean, Jalan Damai, Pasar Demangan merupakan sejumlah lokasi yang biasa dia datangi.

Kondisi fisik yang dialami Harno tak lantas membuat orang iba.

Ia bahkan sering mendapat perlakuan tak senonoh dari pengunjung atau pun pedagang pasar tempatnya mengais rezeki.

Mereka rata-rata menduga jalan ngesot yang dilakukannya hanyalah bagian dari triknya agar orang berbelas kasihan pada dirinya.

"Banyak yang mengira pura-pura, bahkan pas di Jalan Damai ada yang neriaki saya nek isa mlaku rasah digawe ngesot-ngesot. Nggih kula mendel mawon, nek sing serik kathah neng kula mendel mawon. Nek pengen reti asline mang mriki mawon, [ada yang berteriak kalau bisa jalan gak usah dibuat ngesot. Kalau yang gak suka banyak tapi saya diam saja, kalau ingin tahu aslinya kesini aja-red]" katanya.

PEMINTA-MINTA. Seorang peminta-minta menanti sedekah dari jamaah masjid seusai solat Jumat di Masjid GEde Kauman, Kota Yogyakarta, Jumat (13/10/2017).
PEMINTA-MINTA. Seorang peminta-minta menanti sedekah dari jamaah masjid seusai solat Jumat di Masjid GEde Kauman, Kota Yogyakarta, Jumat (13/10/2017). (TRIBUNJOGJA.COM | Hasan Sakri)

Kandang bebek

Yang paling membuat Harno pilu adalah saat sejumlah orang mendatanginya untuk mencari kebenaran akan kondisi fisiknya.

Saat itu, Harno mengaku diangkat oleh sejumlah orang sambil emosi dan membawa Harno ke kandang bebek.

Di tempat tersebut, Harno dipaksa mengaku akan kebenaran kondisi fisiknya.

Harno yang dilanda ketakutan pun hanya bisa mengucap ribuan maaf.

"Ampun.. ampun.. saestu kula mboten saget mlampah, nek kula ngapusi dipateni wae purun, [Ampun ampun..tak bohong saya gak bisa jalan, kalau bohong, dibunuh saja saya bersedia]" ujar Harno mengenang peristiwa tersebut.

"Wong-wong ajeng ngomong napa mawon, monggo. Sik penting kula mboten nyolong, lan ngapusi, [orang orang mau bilang apa saja, silahkan. Yang penting saya tidak mencuri lan berbohong-red]" jelasnya.

Ketika ditemui di indekosnya, memang terdapat kursi roda yang terlipat di depan kamar.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
PengemisYogyakartaTribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved