TRIBUNWOW.COM - Perbedaan tuntutan hukuman terhadap Richard Eliezer alias Bharada E dan Putri Candrawathi, menuai kontroversi.
Dilansir TribunWow.com, banyak yang mempertanyakan mengapa Bharada E yang telah jujur, justru mendapat tututan lebih berat dari istri Ferdy Sambo.
Pasalnya, Putri dinilai telah melakukan pemfitnahan bahkan terlibat dalam perencanaan pembunuhan ajudannya, Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak Sebut Tuntutan 12 Tahun Bharada E Tak Adil: Harusnya di Bawah 5 Tahun
Terkait hal ini, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidun) Kejaksaan Agung, Fadil Zumhana memberikan penjelasan.
Ia menerangkan bahwa para terdakwa dinilai sama-sama memiliki niat untuk mencelakai korban.
Namun yang membedakan adalah peran masing-masing terdakwa.
"Ini masalah peran, saya jelaskan dalam teori hukum pidana," ungkap Fadil dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (19/1/2023).
"Ada kesamaan kehendak dan niat antara para tersangka ini, tapi perannya beda."
Baca juga: Alasan Bharada E Dituntut 12 Tahun Penjara, Berikut Hal yang Memberatkan dan Meringankan
Sebagaimana diketahui, Bharada E menjadi eksekutor yang menembak Brigadir J.
Meskipun, ia saat itu berada di bawah perintah Ferdy Sambo dan tak mampu menolak.
Namun, Putri jelas-jelas hanya berada di dalam kamarnya dan tidak terlibat aktif melakukan pembunuhan.
"Ibu Putri Candrawathi itu ada di dalam kamar, ini fakta persidangan," kata Fadil.
"Dia tidak ikut melakukan apa-apa, tapi mengetahui tentang cerita rencana pembunuhan itu."
Menurut Fadil, peran Putri sama halnya dengan terdakwa Kuat Maruf maupun Ricky Rizal (Bripka RR) yang juga berada di lokasi.
Saat pembunuhan terjadi, mereka sama-sama tak melakukan tindakan langsung dan hanya mengetahui rencana pembunuhan.
Sehingga, jaksa merasa bahwa hukuman 8 tahun penjara untuk ketiganya sudah sangat tepat.
"Sama dengan Kuat Maruf, dia ada di lokasi itu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa tetapi mengetahui ada perencanaan itu," terang Fadil.
"Menurut kami (tuntutan) 8 tahun untuk Kuat Maruf, Ricky Rizal, dan Ibu Putri Candrawathi ini sudah tepat."
Baca juga: Keluarga Bharada E Menangis Terpukul atas Tuntutan 12 Tahun Penjara: Berharap Richard Kuat
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-06.05:
Ibu Brigadir J Syok
Ibu mendiang Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yakni Rosti Simanjuntak hanya mampu meratap mendengar tuntutan hukuman untuk Putri Candrawathi.
Dilansir TribunWow.com, sang ibu, Rosti Simanjuntak menilai tuntutan 8 tahun penjara untuk istri Ferdy Sambo tersebut terlalu ringan dibandingkan perbuatannya.
Ia pun menangis sejadi-jadinya dan menggantungkan harapan pada majelis hakim yang akan memutuskan vonis.
Baca juga: Sebut Brigadir J Mustahil Selingkuh dengan Putri Candrawathi, Samuel Hutabarat: Kan Nenek-nenek
Dengan penuh emosi, Rosti menangis mengutuk kejahatan Putri dan Ferdy Sambo yang dinilai telah memfitnah anaknya secara keji.
Mulai dari skenario tembak-menembak hingga dugaan pelecehan seksual bahkan pemerkosaan yang disebut keduanya dilakukan oleh Brigadir J.
Baca juga: Bantah Perselingkuhan Brigadir J, Ini Sikap sang Ibu terhadap Putri Candrawathi: Tidak Punya Hati
"Sudah dari awal pembunuhan, segala fitnahan ini sangat luar biasa, kejahatan yang luar biasa yang dilakukan Putri dan Ferdy Sambo sangat menyakitkan kami," tangis Rosti.
"Persiapan yang matang yang dilakukan Putri mulai dari Magelang, semua saksi-saksi yang ada tidak mengetahui dan melihat semuanya," lanjutnya.
Rosti menyinggung sidang tuntutan pada Senin (16/1/2023) di mana terdakwa Kuat Maruf dan Ricky Rizal juga mendapat tuntutan yang sama.
"Semua tuntutan dibuat sepaket dengan Kuat Maruf," ujar Rosti.
"Memang betul-betul berjodohlah Putri dengan Kuat Maruf ini, dengan tuntutan yang sama, 8 tahun untuk yang sudah mengetahui matang-matang perencanaan pembunuhan ini."
"Jadi betul-betul tidak adil buat kami, orangtua rakyat yang kecil ini tuntutan ini."
Rosti kembali terisak hebat hingga tersengal-sengal.
Ia memohon pada majelis hakim agar keluarganya mendapatkan keadilan yang layak.
Rosti berharap Putri mendapat hukuman semaksimal mungkin lantaran dinilai terlibat dalam perencanaan pembunuhan anaknya.
"Mohon Bapak Hakim, tolong kami, berikan kami keadilan, berikan keputusan (hukuman-red) semaksimal mungkin buat Putri yang mengetahui semua perencanaan pembunuhan ini," tutur Rosti.
"Harapan kami Pak Hakim yang mulia utusan Tuhan, tolong kami diberi keadilan yang seadil-adilnya, Bapak."(TribunWow.com/Via)