TRIBUNWOW.COM - Pertemuan Gubernur Ganjar Pranowo dan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menuai sorotan lantaran diduga membahas terkait Pilpres 2024.
Namun hal ini dibantah langsung oleh Ganjar yang mengaku hanya melakukan laporan rutin terkait pekerjaannya sebagai pemimpin daerah.
Dilansir TribunWow.com, Ganjar mengaku mendapat instruksi mengenai pengelolaan daerah untuk menghadapi tahun 2023.
Baca juga: Beri Restu untuk Pilpres 2024, Jokowi Ngaku Terlalu Sering Ngobrol dengan Prabowo Subianto
Pertemuan Jokowi dan Ganjar tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/11/2022), dalam rangka penganugerahan gelar pahlawan nasional.
Acara tersebut dilakukan menjelang Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.
Ada 5 tokoh dari berbagai daerah yang diberi gelar pahlawan nasional, antara lain dari Jawa Tengah Almarhum H R Soeharto, dari Yogyakarta Almarhum KGPAA Paku Alam 8 dan dari Jawa Barat, Almarhum Ahmad Sanusi.
Dalam acara tersebut, hadir Ganjar dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kemudian Menkopolhukam, Mahfud MD dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menurut Ganjar, Jokowi dalam kesempatan itu juga membahas mengenai pengelolaan daerah dan kewaspadaan untuk kondisi mendatang.
Presiden dikatakan memiliki kekhawatiran terkait kondisi cuaca yang berpengaruh pada pertanian dan ketahanan pangan.
Ia juga mewanti-wanti mengenai tahun 2023 yang disebut-sebut akan mengalami resesi.
Karenanya seluruh kepala daerah diminta untuk waspada dan meningkatkan daya dukung wilayahnya untuk kemaslahatan nasional.
"Beliau concern juga sih sebenarnya menitip soal kondisi cuaca yang kurang bagus, kaitannya dengan kondisi pangan," terang Ganjar dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Senin (7/11/2022).
"Termasuk pengendalian inflasi karena semua butuh siap-siap ini, 2023 tidak terlalu bagus, maka ya kepala daerah harus kontribusi bagaimana men-set-up segala sesuatunya agar kemudian punya daya dukung yang bagus."
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo - Tegas Minta Relawan Tak Adu Domba Jokowi dengan PDIP: Tahan Diri
Ditanya mengenai pembahasan Pilpres, Ganjar langsung berkelit dan menyebut bahwa kondisi ekonomi nasional lebih penting.
"Halah, ekonomi lagi kayak gini sulitnya kok," ucap Ganjar.
Awak media kemudian membandingkan dengan Prabowo yang terang-terangan mendapat dukungan dari Jokowi untuk maju sebagai kandidat Capres.
Kembali, Ganjar membantah adanya pembahasan mengenai politik.
"Enggak," bantah Ganjar sembari berlagak enggan dan langsung berbalik yang sontak disambut tawa awak media.
Ia kembali menolak saat disebut sebagai kandidat yang memenuhi kriteria sesuai dengan pilihan Jokowi.
Menurut Ganjar, semua Capres yang terpilih pasti bisa meneruskan program Jokowi.
"Ya semua orang harus bisa meneruskan, kalau yang kurang baik tidak diteruskan, yang baik perlu digenjot kan gitu," ungkap Ganjar.
"Infrastruktur kan sudah bagus, siapa pun nanti mesti bisa, kan begitu," tandasnya.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo- Sampai Merinding Ungkap Jasa Besar Megawati dan Puan: Saya Enggak Pernah Lupa
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Masuk Prasyarat Ideal
Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sering memuncaki hasil survei simulasi Pilpres 2024.
Dilansir TribunWow.com, keduanya dinilai telah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melanjutkan program-programnya.
Pasalnya, dua nama tersebut disinyalir telah memenuhi prasyarat menjadi calon kandidat penerus Jokowi.
Baca juga: Pengamat Curiga PDIP Hanya Pura-pura Tindas Ganjar Pranowo demi 2024: Untuk Mendulang Simpati
Namun, sikap berbeda ditunjukkan Jokowi terhadap eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang pernah diturunkan saat menjabat menteri di eranya.
Diduga hal ini karena ada visi-misi yang berbeda antara Presiden dengan sosok Anies.
"Harus memenuhi dua variabel, yang pertama kenyamanan terhadap sosok-sosok yang kerjanya bagus, punya chemistry yang sama," beber Direktur Eksekutif Charta Politika sekaligus pengamat politik Yunarto Wijaya dikutip kanal YouTube tvOneNews, Minggu (6/11/2022).
"Yang kedua ada variabel lain ketika seseorang ingin mendukung, mengendorse, dia harus tahu peluang orang ini untuk menang atau tidak."
"Pada skala ini, kita tahu hanya dua nama yang memenuhi prasyarat minimal berdasarkan survei sekarang, hanya Mas Ganjar dan Pak Prabowo."
Baca juga: Beda Nasib dari Anies, Prabowo Disebut Selamat dari Hujatan karena Mesra dengan Jokowi dan Megawati
Sebelumnya, Yunarto sempat menilai bahwa persaingan Ganjar dan Prabowo akan berlangsung sengit.
"Kalau ditanya peluangnya Pak Prabowo (untuk menang pada Pilpres 2024) besar atau tidak, saya harus mengatakan, lawan terberat Pak Prabowo adalah Ganjar Pranowo," beber Yunarto, Kamis (11/8/2022).
Menurutnya, elektabilitas Prabowo bisa saja disalip oleh Ganjar yang masih leluasa meningkatkan pengenalan dirinya pada masyarakat.
Pasalnya, Prabowo merupakan negarawan yang sudah banyak dikenal sehingga ruang geraknya relatif kecil.
Sedangkan Ganjar dalam sejumlah survei di berbagai lembaga, cenderung memiliki elektabilitas yang makin meningkat seiring waktu.
"Artinya, peluang dari Ganjar untuk menaikkan elektabilitas masih jauh lebih besar dibandingkan Pak Prabowo yang tingkat pengenalannya sudah mentok dan ruang geraknya jauh lebih kecil," imbuh Yunarto.
Isu dukungan Jokowi pada Prabowo muncul dari penuturan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Ia mengklaim bahwa Jokowi telah memberi restu pada Prabowo untuk kembali berlaga di Pilpres 2024.
"Ya, Pak Prabowo pernah ditanya (oleh Presiden) maju, enggak? Dia bilang kalau Bapak mengizinkan. Dan ternyata, kan, diizinkan untuk maju," ucap Dasco, Kamis (11/8/2022).
Sementara itu, sinyal dukungan terhadap Ganjar muncul setelah acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Pro Jokowi (Projo) di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2022).
Pertemuan ini juga dihadiri Ganjar yang sama-sama berasal dari Partai PDIP.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyinggung bahwa capres yang akan mereka dukung berada di Rakernas tersebut.(TribunWow.com/Via)