Dilansir TribunWow.com dari Ukrinform, Jumat (15/4/2022), Wali Kota Bucha Anatoliy Fedoruk memberikan keterangan.
Pihaknya mengumpullkan bukti tersebut dari jasad warga yang dikumpulkan dari kuburan massal dan yang tergeletak di berbagai lokasi.
Dari mayat-mayat tersebut, hampir seluruhnya memiliki bekas tembakan diduga dari tentara Rusia.
"Hampir 85 persen dari semua mayat yang kami keluarkan dari kuburan massal atau penguburan individu di kebun, taman, alun-alun, pekarangan memiliki lubang peluru. Artinya, pembunuhan berencana secara sadar terjadi di Bucha," kata Fedoruk.
Dia mengatakan bahwa pemindahan mayat dari kuburan massal di wilayah Gereja St. Andrew akan selesai mungkin pada tanggal 15 April.
"Kami akan menyelesaikan pekerjaan ini, kami akan mengeluarkan jasad warga dan mengirim mereka ke kamar mayat untuk melakukan prosedur yang relevan agar kerabat dapat mengambil jenazah dan menguburkan mereka dengan tepat," tambah Fedoruk.
Seperti diberitakan sebelumnya, Irpin, Bucha, Hostomel, Borodianka, dan seluruh wilayah Kyiv dibebaskan dari penjajah Rusia pada awal April.
Pembunuhan massal warga sipil oleh pasukan Rusia telah dicatat di kota-kota dan desa-desa yang dibebaskan.
Di antara para korban kejahatan perang Rusia adalah wanita yang diperkosa, yang tubuhnya dicoba untuk dibakar, membunuh pejabat pemerintah setempat, anak-anak, orang tua, dan pria.
Banyak dari mereka yang tangannya diikat, ada bekas penyiksaan di tubuh mereka, dan sejumlah korban ditembak di bagian belakang kepala.
Pada bulan Maret, Pengadilan Kriminal Internasional, atas permintaan 42 negara, mengumumkan peluncuran penyelidikan kejahatan perang setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Jaksa Agung Venediktova dan Jaksa ICC Khan telah melakukan perjalanan ke Bucha, di mana mayat warga sipil yang terbunuh sedang digali.(TribunWow.com/Via/Anung)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina