Konflik Rusia Vs Ukraina

Ditinggal untuk Mati, Tentara Ukraina Tawanan Rusia Ungkap Kebobrokan Sikap Komandan Perangnya

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ruslan Serdyuk, tentara Ukraina yang ditawan Rusia, menuturkan sikap pengecut komandan pasukannya, Jumat (13/5/2022).

TRIBUNWOW.COM - Tentara Ukraina yang ditangkap Rusia mengungkapkan kebobrokan moral komandan personel militer negaranya.

Para komandan tersebut diklaim tak melakukan tugasnya dengan baik.

Bahkan, mereka justru mengumpankan bawahannya dan lari ketika diserang pasukan Rusia.

Pimpinan Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, membagikan video berisi 6 pria dikatakan sebagai tentara Ukraina yang menyerah dan meminta maaf pada Rusia, Kamis (31/3/2022). (Capture Video RIA Novosti)

Baca juga: Pilih Menyerah ke Rusia, Tentara Azov Ukraina Ungkap Taktik Licik Pasukannya, Korbankan Rakyat Sipil

Baca juga: Setelah Tembaki Warga Ukraina, Tentara Rusia Terekam CCTV Bermalas-malasan di Kantor Korban

Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Jumat (13/5/2022), pengakuan ini diungkapkan oleh Ruslan Serdyuk, tentara Ukraina yang ditangkap Rusia.

Dalam rekaman interogasi yang dibagikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, ia membeberkan sikap Komandan Ukraina yang tak kompeten.

Para kepala pasukan itu tidak memantau dan mengarahkan bawahan mereka.

Kemudian pada saat-saat bahaya, para komandan justru meninggalkan mereka begitu saja.

"Para komandan meninggalkan semua orang dan pergi, mereka meninggalkan kami seperti umpan meriam," kata Serdyuk.

Ia menyebut para komandan tak memberikan arahan pada anak buahnya saat pertempuran sengit terjadi.

"Penembakan, siapa pergi ke mana, siapa melakukan apa, anda tidak akan keluar dari parit, tidak ada (perintah) apa-apa. Mungkin sekitar pukul tiga atau empat, seseorang akan berteriak 'mundur', itu saja," imbuhnya.

Dia mengaku tidak tahu persis berapa banyak orang di detasemennya, tetapi menurut perkataan komandannya, pasukan itu terdiri dari sekitar 45 prajurit.

Menurut Serdyuk, 14 tentara berhasil keluar, dan saat berjalan melalui hutan, mereka bertemu dengan prajurit Rusia.

"Mereka menyerahkan senjata mereka, lengkap dengan muatan amunisi," beber Serdyuk.

"Kami belum makan mungkin sudah tiga hari, tidak ada air, tidak ada apa-apa."

"Tentara Rusia memberi kami air dan makanan. Tempat tidur, kehangatan di mana-mana, makanan tiga kali sehari, air, rokok. Semuanya diberikan tanpa adanya kekerasan."

Baca juga: Dipasok Barat, Ukraina Lancarkan Serangan Balasan, Rebut Kharkiv dan Pukul Mundur Tentara Rusia

Baca juga: Ungkap Kekejaman Pasukan Azov Ukraina, Sukarelawan Perancis Lihat Sendiri Penyiksaan Tentara Rusia

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Kejahatan Perang Pasukan Rusia

Seorang tentara sukarelawan di Kota Bucha, Ukraina ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.

Wajah prajurit tersebut ditemukan dalam kondisi rusak parah dan mengalami banyak bekas siksaan.

Korban dibiarkan begitu saja di sebuah bangunan kosong oleh tentara Rusia seusai dibunuh.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, korban sendiri diketahui merupakan pasukan pertahanan di Bucha yang terdiri dari warga lokal.

Tentara Ukraina Batalion 206 Kyiv/Kiev, Serhii Chukmasov menyebut korban ditembak dari jarak dekat di bagian mulut.

"Pria ini disiksa cukup lama, tangannya diikat ke belakang," ujar Chukmasov.

Chukmasov menjelaskan, wajah korban sudah tidak dalam kondisi lengkap karena beberapa bagian menghilang dimutilasi.

"Ini hanya satu dari ratusan kasus pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan di Bucha," ujar Chukmasov.

"Dunia harus melihat bukti genosida yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina dan melakukan semua hal untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi."

Foto jasad korban diketahui diabadikan pada 4 April 2022 lalu seusai pasukan militer Ukraina kembali menduduki Bucha selepas mundurnya tentara Rusia.

Pemerintah Ukraina menyatakan hampir 85 persen dari mayat penduduk Kota Bucha, wilayah Kyiv yang tewas, memiliki luka tembak.

Penemuan ini diklaim yang menunjukkan pihak Rusia melakukan pembunuhan secara sadar.

Hal ini menambah panjang daftar kejahatan perang yang dituduhkan pada pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.

Dilansir TribunWow.com dari Ukrinform, Jumat (15/4/2022), Wali Kota Bucha Anatoliy Fedoruk memberikan keterangan.

Pihaknya mengumpullkan bukti tersebut dari jasad warga yang dikumpulkan dari kuburan massal dan yang tergeletak di berbagai lokasi.

Dari mayat-mayat tersebut, hampir seluruhnya memiliki bekas tembakan diduga dari tentara Rusia.

"Hampir 85 persen dari semua mayat yang kami keluarkan dari kuburan massal atau penguburan individu di kebun, taman, alun-alun, pekarangan memiliki lubang peluru. Artinya, pembunuhan berencana secara sadar terjadi di Bucha," kata Fedoruk.

Dia mengatakan bahwa pemindahan mayat dari kuburan massal di wilayah Gereja St. Andrew akan selesai mungkin pada tanggal 15 April.

"Kami akan menyelesaikan pekerjaan ini, kami akan mengeluarkan jasad warga dan mengirim mereka ke kamar mayat untuk melakukan prosedur yang relevan agar kerabat dapat mengambil jenazah dan menguburkan mereka dengan tepat," tambah Fedoruk.

Seperti diberitakan sebelumnya, Irpin, Bucha, Hostomel, Borodianka, dan seluruh wilayah Kyiv dibebaskan dari penjajah Rusia pada awal April.

Pembunuhan massal warga sipil oleh pasukan Rusia telah dicatat di kota-kota dan desa-desa yang dibebaskan.

Di antara para korban kejahatan perang Rusia adalah wanita yang diperkosa, yang tubuhnya dicoba untuk dibakar, membunuh pejabat pemerintah setempat, anak-anak, orang tua, dan pria.

Banyak dari mereka yang tangannya diikat, ada bekas penyiksaan di tubuh mereka, dan sejumlah korban ditembak di bagian belakang kepala.

Pada bulan Maret, Pengadilan Kriminal Internasional, atas permintaan 42 negara, mengumumkan peluncuran penyelidikan kejahatan perang setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Jaksa Agung Venediktova dan Jaksa ICC Khan telah melakukan perjalanan ke Bucha, di mana mayat warga sipil yang terbunuh sedang digali.(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina