TRIBUNWOW.COM - 1.026 tentara dari Brigade Marinir ke-36 Ukraina, termasuk 162 perwira, dikabarkan telah menyerah.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu, (13/4/2022), bahwa para pasukan itu menyerah setelah terkepung di kota pelabuhan Mariupol.
Peristiwa ini diabadikan dan dibagikan dalam sebuah video yang disiarkan televisi Rusia.
Baca juga: 1.000 Pasukan Ukraina Dikabarkan Menyerah di Mariupol, Pemerintah Kiev Beri Bantahan Keras
Baca juga: Pilih Menyerah ke Rusia, Tentara Azov Ukraina Ungkap Taktik Licik Pasukannya, Korbankan Rakyat Sipil
Dikutip TribunWow.com dari Reuters, Kamis (14/4/2022), Mariupol, yang telah dikepung oleh pasukan Rusia selama berminggu-minggu, telah menjadi lokasi pertempuran paling sengit sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.
Namun televisi Rusia pada hari Rabu,menyatakan kota tersebut telah resmi jatuh ke tangan Moskow.
Disiarkan sebuah video yang dikatakan sebagai penyerahan diri pasukan Ukraina.
Dalam rekaman itu, orang-orang berseragam militer terlihat berjalan dengan tangan tanpa senjata di sepanjang jalan yang ditumbuhi rumput dan pepohonan.
Mereka mendekat menuju tentara bertopeng yang menggendong senapan serbu.
Dalam video tersebut, empat marinir berjalan menjauh dari bangunan industri yang rusak membawa orang yang terluka di atas tandu.
Satu orang membawa bendera putih, sementara orang-orang yang terluka dimasukkan ke dalam bus kuning.
"Anda mungkin takut atau tidak, tetapi tetap harus menyerah. Pilihannya tidak besar. Pertama, pengepungan cukup ketat. Kedua, setidaknya ada lima eselon (pasukan), jadi tidak semudah itu untuk keluar jika seseorang berpikir bahwa dia dapat dengan mudah pergi," kata seorang tentara Rusia yang tidak disebutkan namanya.
Lebih dari selusin tentara berbaris dalam formasi di sebuah ruangan gelap, di mana seorang tawanan perang yang tidak dikenal memberi keterangan dalam bahasa Rusia.
"Saya berada dalam kelompok yang terdiri dari 13 hingga 15 orang yang bergerak bersama dan selamat. Kami harus menyerah karena telah dikepung," kata tawanan tersebut.
Pelabuhan utama Laut Azov adalah target terbesar di wilayah Donbas timur yang sekarang disebut Moskow sebagai fokus kampanyenya.
Jika dikuasai, wilayah itu akan menjadi kota besar pertama yang jatuh sejak perang dimulai.