Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Siarkan Rekaman 1.026 Tentara Ukraina Menyerah, Bendera Putih Berkibar di Mariupol

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok ultranasionalis Ukraina Batalion Azov saat melakukan baris berbaris di Mariupol, Ukraina pada tahun 2019 lalu dalam rangka perayaan bebasnya Kota Mariupol dari pemberontak pro Rusia. Terbaru, Rusia siarkan rekaman 1.026 pasukan Ukraina menyerah di Mariupol, Kamis (14/3/2022).

"Mari kita lihat dari sudut pandang ini, bagi saya pribadi, taktik seperti itu tidak dapat dipahami, karena ketika seseorang memposisikan dirinya sebagai seorang pejuang, bercita-cita tinggi, seperti pejuang Viking, dan hal-hal seperti itu. Kemudian, katakanlah, dia melakukan hal-hal seperti yang disebut," ucap Smykov.

"Bagi saya pribadi, ini tidak dapat dipahami. Artinya, jika anda menyebut diri anda seorang pejuang, maka berjuanglah sampai titik akhir."

"Ini tindakan keji, menurut saya," ujarnya.

Smykov menekankan sebagai tentara, seharusnya rekan-rekannya bertarung secara berani.

Bukan malah mengorbankan rakyat sipil sebagai perisai perang.

"Artinya, jika anda ingin melawan Chechnya, bertarunglah, jika anda ingin melawan Rusia inilah kesempatannya, bertarunglah, dengan pemerintah," ucap Smykov.

"Tapi saya tidak mengerti politik, saya tidak pernah menjadi pendukung ketika orang yang tidak bersalah, katakanlah, digunakan sebagai tameng."

Smykov mengatakan dia tidak tahu siapa yang memulai ditrapkannya dengan taktik ini.

"Saya tidak bisa mengatakan, saya sudah tidak lagi di Mariupol pada saat semua ini sudah mulai terjadi,” kata anggota Resimen Nasional itu.

Pengakuan tersebut didukung oleh kesaksian Kolonel Jenderal Sergei Rudskoy, Wakil Kepala Staf Umum Pertama Angkatan Bersenjata Rusia, dalam sebuah pengarahan di Moskow pada hari Jumat.

"Hanya di Mariupol, mereka termasuk lebih dari 7 ribu militan yang berperang dengan kedok warga sipil, menggunakan mereka sebagai perisai manusia," kata Rudskoy.

"Pejuang batalyon Azov mengusir perempuan dan anak-anak dari ruang bawah tanah, mengancam mereka dengan senjata, mengarahkan mereka ke unit DPR yang maju untuk menghalangi kemajuan polisi rakyat. Ini sudah menjadi praktik umum bagi mereka," pungkasnya.(TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina