Virus Corona

Semakin Parah, Kota Surabaya Berubah Jadi Zona Hitam Corona, 127 Anak dan Balita Positif Covid-19

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona di Kota Surabaya kini masih terus meningkat akibatnya Surabaya menjadi kota berstatus zona hitam pada Selasa (2/6/20200.

• Mal Masih Buka, Khofifah Sindir Kewenangan Pemkot Surabaya: Setahu Saya Memang Tidak Pernah Tutup

Risma mengatakan bahwa Surabaya banyak kasus Virus Corona karena banyaknya tes yang dilakukan.

"Mungkin dulu hanya satu di keluarga itu, tapi kemudian karena dia satu rumah tidak dipisahkan, karena kita tidak punya alatnya bahwa dia memang positif, dia kita isolasi karena masuk di kelompok tadi."

"Nah begitu kita tes, maka kemudian yang kita isolasi menjadi confirm, menjadi positif."

"Nah itulah yang tadi saya sampaikan kenapa menjadi besar," jelasnya.

Selain itu, Risma mengatakan juga telah banyak melakukan rapid tes masal.

Ia juga sudah mengklasifikasikan masyarakatnya.

Pengklasifikasian itu dimulai dari dengan rapid tes.

• Singgung Padatnya Surabaya, Risma Sebut Berkejaran Waktu dengan Corona: Kalau Kita Delay Satu Minggu

"Dan kita juga lakukan rapid massal di daerah-daerah, seperti saya sampaikan di awal bagaimana saya memetakan itu."

"Jadi kalau rumahnya berdempet-dempatan satu orang kena bahkan ada yang di kos-kosan maka ada kemungkinan di sebelahnya juga kena," ujar Risma.

Jika ada yang reaktif Covid-19, maka orang itu akan ditempatkan di sebuah hotel.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam tayangan KompasTV, Senin (1/6/2020). (YouTube KompasTV)

"Maka kemudian kita lakukan semua dengan rapid tes nah sekarang kita sudah punya alatnya, kemudian kita pisah begitu dia reaktif."

"Setelah dia kita pisah kita lakukan swab nah kemudian kalau dia positif jadi kami punya hotel untuk menampung warga-warga yang kita tes rapid dia reaktif," katanya.

• Mal Masih Buka Meski Surabaya Jadi Daerah Corona Terbanyak di Jatim, Khofifah: Itu Kewenangan Kota

Jika hasil swab positif tanpa gejala maka para pasien akan ditempatkan di asrama haji.

Sedangkan bagi yang sakit harus segera dirawat di rumah sakit.

"Kalau kemudian diswab postiif badannya sehat maka kita punya asrama haji, tapi kalau dia ada gejala sakit maka kita tempatkan dia di rumah sakit," sambung Risma. (TribunWow.com/Mariah Gipty)