Virus Corona

Semakin Parah, Kota Surabaya Berubah Jadi Zona Hitam Corona, 127 Anak dan Balita Positif Covid-19

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona di Kota Surabaya kini masih terus meningkat akibatnya Surabaya menjadi kota berstatus zona hitam pada Selasa (2/6/20200.

TRIBUNWOW.COM - Virus Corona di Kota Surabaya kini masih terus meningkat.

Akibatnya, Surabaya menjadi kota berstatus zona hitam.

Zona hitam menandakan bahwa penambahan kasusnya sudah tinggi lebih dari dua ribu-an.

Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi menyebut 130 anak positif terpapar Corona di wilayahnya. (channel Youtube Kompas TV)

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Rabu (6/3/2020), Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi menyebut 130 anak positif terpapar Corona di wilayahnya.

Joni mengatakan data itu menunjukkan anak laki-laki lebih banyak dibanding anak perempuan.

Namun, pada usia balita anak laki-laki yang terpapar Covid-19 lebih sedikit.

"Jumlahnya 130 jadi terdiri dari 71 laki-laki, perempuan 59."

"Kalau kita kita kelompokan pada umur balita maka itu yang sakit sebanyak laki-laki 22, yang perempuan 28," ungkap Joni.

Joni melanjutkan sudah ada satu balita yang meninggal.

"Namun, balita itu meninggal karena memiliki penyakit bawaan lainnya, yakni demam berdarah."

"Di antaranya ada satu meninggal umur 1,6 tahun tapi itu kebetulan ada demam berdarahnya," ujarnya.

Ditanya Mengapa Kasus Corona di Surabaya Melonjak bahkan Tertinggi di Jatim, Risma Ungkap Alasannya

Joni menjelaskan bahwa kebanyakan anak-anak itu tertular dari orangtuanya.

"Tertularnya yang paling banyak memang dari orangtuanya, tapi ada juga yang orangtuanya negatif, artinya dari pengasuh," lanjut Joni.

Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh Kompas TV, rupanya 127 dari 130 anak-anak dan balita itu merupakan dari Surabaya.

Rinciannya, usia 0-4 tahun jumlah pasien Covid-19 di Kota Surabaya 36 kasus.

Usia 5-14 tahun ini jumlahnya sebanyak 191 kasus.

Penularannya kebanyakan dari orang tua kepada anak-anak.

Selain itu lingkungan menulari anak-anak secara langsung.

Kasus Corona Jatim Capai 4.922, Pakar Epidemiologi Sebut Bukan Kondisi Nyata: Jauh Lebih Banyak

Akibatnya kini anak-anak yang terkonfirmasi positif dilakukan isolasi di rumah sakit-rumah sakit rujukan.

Mereka diisolasi bersama dengan orang tuanya jika kebetulan orang tua juga positif Covid-19.

Lihat videonya mulai menit ke-2:00:

Risma Ungkap Alasan Mengapa Surabaya Tinggi Pasien Virus Corona

Kasus Virus Corona di Jawa Timur berada di bawah DKI Jakarta yang masih menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak Covid-19.

Hingga Senin (1/6/2020), Surabaya masih menjadi pusat penyebaran Virus Corona di Jawa Timur dengan 2633 kasus.

Saat di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV Senin, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sempat disinggung mengapa Virus Corona di daerahnya begitu banyak.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam perayaan ulang tahun Kota Surabaya ke 727, Minggu (31/5/2020). (Dok Pemkot Surabaya)

Pada kesempatan yang sama, Risma juga sempat disinggung mengapa Virus Corona di daerahnya begitu banyak.

Risma menjelaskan bahwa semua orang yang kemungkinan memiliki potensi terjangkit Virus Corona akan dites.

Ia mengatakan pihaknya segera melakukan tes sebelum terlambat.

"Jadi tadi saya sampaikan begitu kami punya alat maka pasien yang masuk tadi ODR (Orang Dalam Risiko), OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) itulah langsung kita tes semua."

"Kalau kita delay satu minggu, maka dia bisa menular meskipun sudah dikarantina, menular di keluarganya," jelas Risma.

• Mal Masih Buka, Khofifah Sindir Kewenangan Pemkot Surabaya: Setahu Saya Memang Tidak Pernah Tutup

Risma mengatakan bahwa Surabaya banyak kasus Virus Corona karena banyaknya tes yang dilakukan.

"Mungkin dulu hanya satu di keluarga itu, tapi kemudian karena dia satu rumah tidak dipisahkan, karena kita tidak punya alatnya bahwa dia memang positif, dia kita isolasi karena masuk di kelompok tadi."

"Nah begitu kita tes, maka kemudian yang kita isolasi menjadi confirm, menjadi positif."

"Nah itulah yang tadi saya sampaikan kenapa menjadi besar," jelasnya.

Selain itu, Risma mengatakan juga telah banyak melakukan rapid tes masal.

Ia juga sudah mengklasifikasikan masyarakatnya.

Pengklasifikasian itu dimulai dari dengan rapid tes.

• Singgung Padatnya Surabaya, Risma Sebut Berkejaran Waktu dengan Corona: Kalau Kita Delay Satu Minggu

"Dan kita juga lakukan rapid massal di daerah-daerah, seperti saya sampaikan di awal bagaimana saya memetakan itu."

"Jadi kalau rumahnya berdempet-dempatan satu orang kena bahkan ada yang di kos-kosan maka ada kemungkinan di sebelahnya juga kena," ujar Risma.

Jika ada yang reaktif Covid-19, maka orang itu akan ditempatkan di sebuah hotel.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam tayangan KompasTV, Senin (1/6/2020). (YouTube KompasTV)

"Maka kemudian kita lakukan semua dengan rapid tes nah sekarang kita sudah punya alatnya, kemudian kita pisah begitu dia reaktif."

"Setelah dia kita pisah kita lakukan swab nah kemudian kalau dia positif jadi kami punya hotel untuk menampung warga-warga yang kita tes rapid dia reaktif," katanya.

• Mal Masih Buka Meski Surabaya Jadi Daerah Corona Terbanyak di Jatim, Khofifah: Itu Kewenangan Kota

Jika hasil swab positif tanpa gejala maka para pasien akan ditempatkan di asrama haji.

Sedangkan bagi yang sakit harus segera dirawat di rumah sakit.

"Kalau kemudian diswab postiif badannya sehat maka kita punya asrama haji, tapi kalau dia ada gejala sakit maka kita tempatkan dia di rumah sakit," sambung Risma. (TribunWow.com/Mariah Gipty)